by Izzul Muttaqin - Espos.id Solopos - Rabu, 16 Maret 2022 - 12:06 WIB
Esposin, SOLO -- Kelangkaan minyak goreng yang terus terjadi setelah adanya penetapan harga eceran tertinggi atau HET dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejak awal Februari lalu membuat warga Solo resah.
Sejumlah warga mengaku lebih memilih harga minyak dikembalikan seperti sebelum penetapan HET asalkan pasokan minyak goreng di pasaran lancar. Seperti yang diungkapkan Agus Dodi Sugiarto, warga Kampung Tegalsari, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo.
Menurutnya, kelangkaan terjadi akibat produsen keberatan menjual sesuai HET. Sehingga mereka membatasi jumlah minyak yang diproduksi agar tidak rugi.
Baca Juga: Pemkot Solo Siapkan Sanksi bagi Pedagang Minyak Goreng Tak Patuh HET
Baca Juga: Pemkot Solo Siapkan Sanksi bagi Pedagang Minyak Goreng Tak Patuh HET
"Kelangkaan minyak goreng ini tentu sangat menyusahkan masyarakat. Khususnya para pedagang makanan yang setiap hari membutuhkan minyak goreng," jelasnya saat diwawancarai Esposin, Rabu (16/3/2022).
Dodi mengaku tidak mengerti tujuan utama pemberlakuan HET minyak goreng tersebut. "Mungkin niat pemerintah baik, yakni agar harga minyak lebih murah dan bisa dijangkau masyarakat. Namun kenapa tidak dianalisis dampaknya? Penurunan harga justru membuat minyak goreng sulit didapat," ungkapnya.
Baca Juga: Pemkot Solo Akan Salurkan 380.000 Liter Minyak Goreng, Ada Syaratnya?
"Hal seperti ini menunjukkan keadaan pasar saat sekarang sudah tidak sehat lagi. Masyarakat mau beli minyak kok disyaratkan harus beli ini itu terlebih dahulu. Hal demikian kan termasuk pemaksaan pasar," tuturnya.
"Saya tentu sangat mendukung rencana distribusi itu. Semoga saja, dengan adanya suplai minyak, keadaan pasar kembali membaik. Namun jika tetap langka, berarti harus diambil langkah lain. Salah satunya minyak goreng dikembalikan ke harga pasar sebelum adanya HET. Meskipun mungkin itu kebijakan pusat," ujarnya.
Baca Juga: Strategi Pemkot Solo soal Minyak Goreng: Operasi Pasar dan Awasi Harga
Sebelumnya, hal serupa juga disampaikan Arim, pedagang di Pasar Gede Solo. Wanita berambut sebahu ini juga sempat meminta agar harga minyak goreng dikembalikan seperti sebelum adanya pemberlakukan HET Rp14.000/liter untuk minyak kemasan.
"Karena memang sejak ada HET itu minyak goreng justru sulit didapat. Meskipun ada, syaratnya juga banyak. Saya saja untuk mendapatkan minyak harus menunjukkan KTP," ucapnya saat diwawancarai Esposin di Pasar Gede, Jumat (4/3/2022).
Sebelumnya, Dinas Perdagangan Kota Solo menyatakan sudah menjalin kerja sama dengan salah satu produsen yang sanggup menyediakan 380.000 liter minyak goreng. Disdag berencana menyalurkan minyak goreng tersebut ke masyarakat sebelum 20 Maret 2022.
Teknisnya, sebagian disalurkan melalui kelurahan-kelurahan dan sebagian lainnya dititipkan ke pedagang di pasar-pasar Kota Solo.