by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Rabu, 18 Mei 2022 - 21:02 WIB
Esposin, SOLO -- Salah satu perusahaan ritel atau peritel terbesar di Asia, PT Lulu Group Retail, melakukan ekspansi bisnisnya di Kota Solo. Mereka sudah melakukan survei lokasi dan menandatangani nota kesepahaman kerja sama investasi dengan Pemkot Solo, Rabu (18/5/2022).
Berdasarkan pantauan Esposin, penandatanganan nota kesepahaman itu berlangsung di acara Road to G20: Investment Forum di Hotel Alila Solo, Rabu pagi. Nota kesepahaman ditandatangani Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan PT Lulu Group Retail disaksikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Kahadalia.
Perusahaan dari Uni Emirat Arab (UEA) tersebut melakukan langkah ekspansi bisnisnya dengan nilai sekitar U$$4 juta untuk setiap outlet yang didirikan. Outlet tersebut bisa menyerap 250 tenaga kerja lokal. Gibran menjelaskan Pemkot Solo sering melakukan diskusi dengan PT Lulu Group Retail.
“Ini sekarang dalam tahap survei lokasi. Jadi nanti lokasinya di mana kami menyiapkan beberapa alternatif. Ya kami tunggu saja tapi kami serius,” katanya mengenai rencana ekspansi bisnis salah satu peritel terbesar Asia itu di Solo.
Bahlil Kahadalia menjelaskan potret investasi Indonesia selalu meningkat sejak Oktober 2019 sampai kuartal I/2022. Investasi antara di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa kini mulai berimbang.
Baca Juga: Wow, Solo Dipercaya Latih SDM Untuk Industri Mobil Listrik Dunia
Penanam Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri pada kuartal I/2022 dari total 282,4 triliun mampu menyerap 319.013 tenaga kerja dari 69.099 proyek. Investasi itu bukan migas dan sektor keuangan.
Selain itu, lanjutnya, investor paling banyak merupakan Singapura. Amerika yang belum masuk empat besar investasi ke Indonesia kini menempati urutan keempat. Sementara Eropa juga tidak hanya Belanda di 10 besar. “Saya menyampaikan investasi Indonesia tak didominasi oleh negara tertentu,” paparnya.
Baca Juga: Aturan Boleh Lepas Masker di Tempat Umum, Begini Tanggapan Warga Solo
Bahlil menjelaskan Presiden Jokowi menegaskan dua hal saja kepada jajarannya, yakni membangun hilirisasi dan membangun industri berbasis terbarukan dan ramah lingkungan. Kementerian Investasi menerjemahkan hilirisasi dengan pengelolaan sumberdaya alam. Pemerintah menyetop ekspor nikel, bauksit, dan timah.