by Muhammad Diky Praditia - Espos.id Solopos - Senin, 6 Juni 2022 - 14:40 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Rumah Tiban Pesanggrahan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dipercaya memiliki tuah mengabulkan permintaan.
Orang-orang Wonogiri maupun daerah lain berkunjung ke petilasan Raden Mas Said di Wonogiri itu dengan berbagai maksud dan tujuan. Mereka sekadar berziarah, melakukan napak tilas, hingga melakukan ritual tertentu di petilasan Raden Mas Said.
Salah satu petilasan Raden Mas Said di Wonogiri yang kerap didatangi orang yaitu Rumah Tiban di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto. Konon, Rumah Tiban Wonogiri merupakan tempat singgah sekaligus tempat persembunyian Raden Mas Said dan 40 pasukaannya saat dikejar pasukan Belanda.
Juru Kunci Rumah Tiban, Goeman, mengatakan warga setempat tidak mengetahui bahwa lokasi yang sekarang menjadi Rumah Tiban tersebut merupakan petilasan Raden Mas Said.
Warga mengetahui setelah di tempat itu mendadak muncul bangunan dengan saka atau tiang penyangga berjumlah empat. Padahal tidak ada yang membangun. Itulah alasan dinamanakan Rumah Tiban. Keberadaanya muncul secara tiba-tiba.
Baca Juga : Rumah Tiban, Tempat Bersembunyi Pangeran Sambernyawa dari Belanda
“Banyak orang datang ke sini. Mereka datang dari Wonogiri, Solo, bahkan dari luar Jawa. Orang-orang Sumatera juga kerap ke sini. Tujuannya macam-macam, ada yang sekadar ziarah, ingin tahu sejarah. Ada juga yang meminta permohonan sesuai dengan keperluannya,” kata Goeman saat ditemui Esposin di area dalam Rumah Tiban, Sabtu (4/6/2022).
Goeman membuktikan hal tersebut dengan memperlihatkan buku tamu Rumah Tiban kepada Esposin. Buku tamu itu diletakkan di meja kecil dalam Rumah Tiban. Pada buku tamu terdapat kolom nomor, nama, asal, dan keperluan.
“Kalau musim pemilihan lurah, kepala daerah, dan pemilihan umum, Rumah Tiban banyak didatangi orang. Mereka meminta rida agar dapat menang dalam pemilihan,” ujar dia.
Baca Juga : Berikut Situs Sejarah di Selogiri Wonogiri yang Erat dengan RM Said
Salah satu pengunjung dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, bernama S. Ia mencatatkan tujuannya datang ke Rumah Tiban Wonogiri pada buku tamu, yakni berziarah agar menang dalam pemilihan DPRD Oku Timur.
Bahkan, ia menuliskan lengkap partai dan nomor urut pemilihan. “Ziarah supaya jadi DPRD Oku Timur, daerah pemilihan dua, nomor urut enam [menyebutkan nama partai],” tulis S pada buku tamu tahun 2009.
Salah seorang pengunjung lain yang tidak menyebutkan asal kota, bernama Benik, menyebutkan datang ke Rumah Tiban bermaksud agar kaya raya. Tak hanya itu, ia juga meminta agar mendapatkan istri cantik sekaligus kaya.
“[Saya] ingin kaya raya tanpa kerja keras. [Saya juga] ingin istri satu lagi yang cantik dan kaya,” pinta dia.
Pengunjung dari kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Purwanto, meminta agar keluarganya diberikan umur panjang dan rezeki yang banyak. Ia juga mengharapkan istri yang telah menyakiti hatinya diberi balasan yang setimpal.
Baca Juga : Menelisik Jejak Sambernyawa di Sragen Berdasarkan 2 Babad
Peziarah dari Klaten, Joko, juga menuliskan harapannya pada buku tamu Rumah Tiban. Ia memohon agar bisa membayar utang ratusan juta. Selain itu, ia juga meminta rezeki, seperti uang, rumah, dan sawah. Ia pun memohon diberikan anak yang pandai.
“Semoga usaha saya lancar mempunyai tiga rumah, tiga sawah, tiga kios di Pasar Klewer. [Semoga saya] dapat membayar utang Rp302.500.000 dan mempunyai anak yang pandai aamiin,” tulis Joko.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja pun turut berkunjung ke Rumah Tiban. Seperti yang tertulis pada buku tamu. Edi memohon agar menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, agama, dan negara. “Pengin dados bocah sing pinter [Ingin menjadi anak yang pintar], berbakti pada orang tua, agama, dan bangsa,” sebut dia.
Baca Juga : Sapta Tirta Karanganyar Ternyata Pertapaan Pangeran Sambernyawa
Remaja SMA kelas XII, Candra, menuliskan keinginannya agar lulus ujian nasional dengan hasil dan nilai yang baik. Ia juga memohon agar langgeng dengan pasangannya. “Ingin cepat lulus dengan nilai bagus. Sehingga bisa cepat kerja. [Semoga] juga bisa langgeng sama Tina,” tulis dia.
Udara di petilasan itu terbilang segar dan asri. Pesanggrahan Raden Mas Said yang juga Mangkunegara I ini berada di lereng selatan Gunung Lawu.
Goeman menyampaikan pengujung Rumah Tiban Wonogiri tidak ramai sejak pandemi Covid-19. Meski begitu, ia tetap menjaga dan merawat Rumah Tiban tersebut. Ia mengaku tidak mendapatkan bayaran atau upah dari pemerintah atas usahanya.
Baca Juga : Ahli Strategi Perang, Pangeran Sambernyawa Juga Pencipta Tarian Sakral
“Saya ikhlas. Kalau dikasih ya saya terima, kalau tidak ya saya tidak ngarep-arep [berharap],” imbuh Goeman yang sudah menjadi juru kunci sejak 2015 menggantikan ayahnya.