Langganan

Rudy Duga PDIP Dipancing agar Kerahkan Massa di Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Kurniawan  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 8 November 2023 - 20:44 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah polisi di depan kantor DPC PDIP Solo. Kronologi kantor PDIP Solo didatangi polisi karena bagian dari patroli menjelang Pemilu 2024. (Istimewa)

Esposin, SOLO--Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo curiga kedatangan sejumlah polisi di depan Kantor DPC PDIP Solo, Rabu (8/11/2023) siang, untuk memancingnya mengerahkan massa.

Namun, dia menampik hal itu dan menyatakan tidak akan mengerahkan massa. Sebagai warga Solo yang juga pernah menjadi Wali Kota, dia tetap ngeman kota ini.

Advertisement

"Sebagai Ketua DPC dan pernah jadi Wali Kota saya tetap ngeman kota saya sendiri. Tapi kalau ada perlakuan seperti itu saya merasa harus menyampaikan. Jangan-jangan ini mancing saya supaya ngerahkan massa. Enggak, saya tidak akan terpancing," tandas dia.

Rudy menduga ada upaya-upaya untuk membuat kader PDIP merasa takut datang ke DPC PDIP Solo. "Mungkin ingin buat seperti itu agar orang orang PDIP takut ke DPC. Kira-kira itu opini yang mau dibangun. Ngono ya ngono, nanging ojo ngono lah," jelas dia.

Rudy juga meminta agar pihak-pihak yang merasa sedang berkuasa tidak bertindak sombong. Dia lantas mengungkapkan perumpamaan Jawa yang merupakan pengingat agar tidak sombong. "Ojo adigang, adigung, adiguna. Aku Ketua DPC ne kok," tutur dia.

Advertisement

Disinggung apakah dirinya sudah meminta konfirmasi kepolisian terkait keberadaan sejumlah anggotanya di depan DPC PDIP Solo, Rudy menyatakan belum. Namun menurut dia foto keberadaan beberapa polisi itu sudah menyebar dan sampai ke pengurus DPP PDIP.

Ihwal alasan kehadiran beberapa polisi itu, Rudy menuding sebagai bentuk intervensi dan intimidasi kepada parpol. Sebab bukan tugas polisi berasa di depan Kantor DPC PDIP Solo ketika tidak ada kegiatan di situ. Dia menyatakan DPC PDIP Solo adalah rumah rakyat.

"Nek saya memberikan gambaran, ini bentuk intervensi dan intimidasi kepada parpol. Padahal tugasnya tidak di situ. Kecuali itu rumah penjual alkohol, narkoba, rumah judi, silahkan disatroni. Wong itu rumah partai, rumah rakyat, rumah budaya, enggak mungkin saya gunakan untuk hal-hal negatif," urai dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif