by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Selasa, 6 Juli 2021 - 03:05 WIB
Esposin, SRAGEN -- RSUD dr Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen menambah kapasitas sebanyak 66 tempat tidur atau bed isolasi untuk pasien Covid-19 dari sebelumnya sebanyak 91 tempat tidur.
Penambahan kapasitas tempat tidur tersebut berada di Bangsal Melati Lantai II dan mulai dioperasionalkan pada Senin (5/7/2021). Meski baru dibuka, bed itu bakal langsung terisi karena 54 orang pasien Covid-19 sudah antre masuk.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi, Dandim 0725/Sragen Letkol (Inf) Anggoro Heri Praktikno, dan Kajari Sragen Sinyo Redy Benny Ratag meninjau kesiapan 66 unit bed di RSSP, Senin siang.
Baca Juga: Curhat PKL Sragen Baru 3 Jam Buka Lapak Diminta Kukut Satpol PP
Mereka melihat langsung kondisi bangsal dan bed isolasi di RSUD Sragen itu dan berkomunikasi langsung dengan direksi rumah sakit serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr Hargiyanto.
Selain memeriksa kesiapan Bangsal Melati, rombongan Bupati juga melihat kesiapan Bangsal Tulip yang rencana juga untuk penambahan tempat isolasi pasien Covid-19. Pembangunan ruang isolasi baru di Bangsal Tulip rencananya berkapasitas 48 tempat tidur.
Proses pembangunan ruang isolasi tersebut membutuhkan waktu sepekan. Sebelumnya jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 di bangsal isolasi hanya 95 tempat tidur. Dengan penambahan di Bangsal Melati dan Bangsal Tulip, total kapasitas bed ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Sragen mencapai 205 unit. Jumlah itu belum termasuk 17 tempat tidur di ruang intensive care unit (ICU).
Baca Juga: 2 Bulan Nganggur, Buruh CV GSP Sragen Geruduk Pabrik Lagi
Sebanyak 54 orang pasien itu mengantre di IGD, tenda darurat, dan rumah masing-masing setelah dikoordinasikan puskesmas setempat. Yuni menyampaikan 66 bed itu dalam waktu sekejap sudah bisa terisi.
Baca Juga: Sejumlah Gang Kampung Di Sragen Kulon Ditutup Warga, Ada Apa?
Ia menerangkan berapa pun tempat tidur disiapkan pemerintah kalau masyarakat tidak taat protokol kesehatan, tetap akan kekurangan. Selain itu tenaga kesehatan akan kewalahan.
“Kami mengimbau masyarakat patuh protokol kesehatan, patuhi Instruksi Bupati, hindari tempat kerumunan, restoran tidak melayani makan di tempat. Mulai pukul 20.00 WIB semua aktivitas berhenti, hajatan dilarang, dan yang penting patuhi 5M. Tanpa itu semua, pemerintah mustahil bisa mengendalikan bencana ini,” ujarnya.