by Redaksi - Espos.id Solopos - Rabu, 4 Mei 2011 - 23:00 WIB
Solo (Esposin)--Utami melontarkan kata maaf. Hingga tiga kali permintaan maaf itu keluar dari bibirnya yang basah karena air mata.
Setelah kata maaf terucap, barulah dia mulai berbicara.
“Dua pekan sejak pintu kaca Ruang Mawar/Melati ditutup, saya sama sekali tidak punya penghasilan. Nasi dan masakan setiap hari selalu dibuang karena basi,” ujarnya terbata-bata di hadapan komisi III dan jajaran direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi, Rabu (4/5/2011).
Melalui agenda mediasi yang difasilitasi komisi III DPRD Solo kemarin, para PKL yang tergabung dalam Paguyuban Morodadi Kios Renteng Jl RC dengan jajaran direksi RS Dr Moewardi akhirnya mencapai kata sepakat.
Kesepakatan itu berupa pembukaan pintu ruang Mawar/Melati yang selama dua pekan ini ditutup.
(aps)