by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Minggu, 11 Agustus 2024 - 13:21 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Seratusan orang yang mengatasnamakan Relawan Gerakan Kotak Kosong (Gertak) Sukoharjo menyikapi konstelasi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024. Mereka tak ingin Pilkada diikuti pasangan calon tunggal melawan kotak kosong.
Mereka meminta para elite politik berpikir ulang agar muncul dua pasangan calon bupati-wakil bupati (cabup-cawabup) yang bertarung di Pilkada Sukoharjo.
Seratusan Relawan Gertak berkumpul di wilayah Desa Kedung Jambal, Kecamatan Tawangsari, Sabtu (10/8/2024). Mereka membahas konstelasi politik setelah tujuh partai politik (parpol) yang memiliki kursi di parlemen sepakat berkoalisi di Pilkada Sukoharjo.
"Aspirasi politik masyarakat seperti dipasung jika Pilkada Sukoharjo menyajikan pasangan calon tunggal," kata Koordinator Gertak Sukoharjo, Bambang Supriyatno, Sabtu.
Bambang berharap pesta demokrasi terbesar di Sukoharjo itu tak hanya diikuti pasangan calon tunggal. Minimal dua pasangan calon sehingga masyarakat memiliki alternatif dalam menentukan calon pemimpin masa depan lima tahun mendatang.
Selain itu, pilkada yang diikuti dua kandidat atau head to head lebih sehat dari aspek demokrasi. Karena itu, Relawan Gertak Sukoharjo meminta agar para elite parpol di Sukoharjo berpikir ulang demi pembangunan kualitas demokrasi.
"Kami berharap ada pertarungan antarpasangan calon. Siapa pun jagonya, tidak masalah. Masih ada waktu bagi para elite politik untuk berpikir ulang demi aspirasi masyarakat dan demokrasi," ujar dia.
Lebih jauh, Relawan Gertak Sukoharjo berkomitmen mengawal jalannya tahapan Pilkada Sukoharjo hingga saat pelaksanaan pemungutan suara 27 November mendatang.
"Relawan Gertak Sukoharjo berasal dari masing-masing desa di wilayah Kecamatan Tawangsari. Sekarang kami memantau dinamika politik yang muncul menjelang pendaftaran bakal cabup-cawabup."
Sebagai informasi, tujuh parpol di parlemen sepakat membangun koalisi dalam Pilkada Sukoharjo. Ketujuh parpol itu, yakni PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PKS, PKB, dan Partai Nasdem. Koalisi gemuk yang diusung koalisi gemuk berpotensi membuat Pilkada Sukoharjo hanya diikuti pasangan calon tunggal melawan kotak kosong.