by Redaksi - Espos.id Solopos - Sabtu, 28 Agustus 2010 - 17:52 WIB
Tanaman tembakau yang terancam gagal panen, kata Darno, tersebar di lima desa, yakni Jatipuro, Wonosari, Mireng, Karangpakel, dan Palar. Saat ini, jumlah daun tembakau yang telah layu dan menguning, terang dia, mencapai 10% lebih.
“Itu merata di desa-desa tersebut. Namun, petani Trucuk sepertinya pantang menyerah sampai akhirnya benar-benar terbukti gagal panen,” terangnya.
Sejauh ini, sejumlah langkah yang dilakukan para petani untuk melawan ancaman gagal panen total ialah dengan mengeruk kembali saluran air agar lebih dalam. Selain itu juga dengan melakukan peninggian gagan agar tanaman tak lembab dan tak tergenang air. “Harapannya, agar air hujan bisa langsung mengalir. Namun, jika curah hujan tinggi, ya tak ada harapan lagi,” paparnya.
Sementara itu, salah satu Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Trucuk Wardiono mengungkapkan kini posisi petani benar-benar dalam masa sempit. Sebab, jadwal musim yang menjadi andalan bagi bercocok tanam kini tak lagi bisa diandalkan. “Kalau dulu, sudah bisa ditebak kapan musim kemarau kapan musim hujan. Tapi, sekarang musim tak menentu,” terangnya.
asa