by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Senin, 3 Oktober 2022 - 17:10 WIB
Esposin, SOLO -- Pemkot Solo bakal membatasi aktivitas di taman kota dengan jam buka pukul 05.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Pembatasan ini salah satunya karena ada beberapa aduan mengenai aktivitas mesum, mabuk minuman keras, dan kerumunan di sejumlah taman kota.
Pembatasan jam pada taman-taman kota juga karena kondisi Covid-19 belum benar-benar baik. Kepala Satpol PP Solo Arif Darmawan menjelaskan pembatasan jam operasional taman kota menjadi salah pembahasan pada rapat koordinasi Satgas Covid-19 Solo selain vaksinasi Covid-19.
Pembatasan jam buka di taman kota bakal diatur dalam Surat Edaran terbaru Wali Kota Solo tak lama lagi. “Pembatasan itu dilakukan karena masyarakat semakin abai dengan beraktivitas ke taman-taman kota sampai dini hari. Terbaru kami menemukan anak balita diajak ke taman kota pukul 03.00 WIB. Itu kan bahaya untuk anak-anak,” katanya kepada wartawan, Senin (3/9/2022).
Menurut Arif, aglomerasi Soloraya masuk pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2. Sebelumnya Soloraya sempat masuk pada level 1. Ditanya taman mana saja yang masih banyak keramaian pada malam hari, Arif mengatakan hampir semuanya.
“Hampir semua ya, seperti sekitar Patung Keris sering dilaporkan ada minuman keras. Mesum di Taman Sekartaji, Monjari, Jayawijaya, ramai sekali sampai malam. Ya menarik ya, mainan anak-anak, untuk orang tua itu bermasalah,” jelasnya.
Baca Juga: Tak Terawat, Area Bermain Anak di Utara SMAN 8 Solo Mirip Taman Mati
Menurutnya, warga yang melakukan aktivitas di luar jam buka taman Kota Solo akan dibubarkan. Dia berharap masyarakat memahami mengenai aturan pembatasan yang diatur Pemkot Solo.
“Saya berharap masyarakat paham taman ada batas operasionalnya. Ya itu untuk anak kecil, ada anak ya menjaga jangan merokok, jangan pacaran,” paparnya.
Baca Juga: Kunjungi Proyek Taman Rekreasi Air Di Jebres Solo, Gibran Kecewa Berat
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menjelaskan Indonesia sedang bersiap untuk menuju endemi Covid-19. Hal ini didasarkan pada parameter penilaian Covid-19 yang terus melandai.
Meskipun demikian kewaspadaan terhadap adanya kemungkinan mutasi virus tetap dilakukan. “Sesuai pengumuman Dirjen WHO kita saat ini seluruh dunia telah menghadapi masa yang menggembirakan karena tanda tanda hilangnya pandemi COVID mulai terlihat, termasuk di Indonesia,” ujarnya melalui laman Kemenkes, Jumat (3/10/2022).