by Redaksi - Espos.id Solopos - Rabu, 28 September 2011 - 09:18 WIB
Wonogiri (Esposin)---Potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pengelolaan parkir dinilai belum tergali secara maksimal. Penyebabnya, masih banyak lokasi parkir potensial yang dikelola secara “liar” sehingga tidak memberikan konstribusi pada PAD. Keberadaan parkir semacam itu harus segera ditertibkan.
Anggota Komisi B DPRD Wonogiri, Ahmad Zarif, saat ditemui wartawan, Selasa (27/9/2011), mengaku yakin banyak lahan-lahan parkir potensial yang belum masuk pemetaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran sehingga tidak terkelola secara maksimal. Akibatnya, entah berapa rupiah potensi PAD yang menguap.
“UPT harus melakukan pemetaan yang jelas di seluruh wilayah Wonogiri. Jangan sampai ada yang terlewat, lalu sosialisasikan kepada masyarakat. Kami sendiri dari Komisi B juga sepertinya harus berkoordinasi dengan UPT Perparkiran mengenai hal ini untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan perparkiran itu,” jelas Zarif.
Zarif menambahkan UPT juga mesti bisa menunjukkan sikap tegas terkait keberadaan lahan-lahan parkir yang dikelola secara “liar”, yakni yang dikelola oleh pihak selain UPT dan rekanannya. Juru parkir nakal harus ditertibkan, sebab sudah tak terhitung banyaknya warga masyarakat yang mengeluhkan juru parkir tidak mematuhi aturan dan memungut retribusi parkir melebihi ketentuan.
Ditemui terpisah, Kasubbag Tata Usaha (TU) UPT Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Wonogiri, Sudarno mengakui sampai saat ini pengelolaan parkir memang belum bisa dikatakan maksimal. Masih banyak lahan parkir yang belum masuk peta pengelolaan UPT. Beberapa di antaranya karena belum diatur dalam Perda. Misalnya pengelolaan parkir insidental saat ada penyelenggaraan event.
(shs)