by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Sabtu, 3 Juni 2023 - 14:15 WIB
Esposin, SRAGEN — Musim Lebaran Iduladha menjadi momen meraup cuan bagi anggota Bhabinkamtibmas Polsek Sambirejo, Sragen, Aiptu Sadono Nur Hutomo. Pasalnya, selain menjadi polisi, Sadono juga ternyata seorang juragan sapi di Dukuh Ngawen RT 002/RW 001, Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, tempat tinggalnya.
Pada Hari Raya Kurban tahun ini dia menyiapkan 170 ekor sapi untuk dijual. Hingga Sabtu (3/6/2023), sudah 67 ekor sapinya yang terjual. Kebanyakan sapi-sapi itu masih di kandangnya dan baru akan dikirim ke pembeli pada H-2 atau hari H penyembelihan.
Ditemui di rumahnya, Sadono mengaku mengawali bisnis penjualan sapi itu sejak 2007. Sapi yang dijual jenis limosin dan simental. “Saya dulu mengawali bisnis sapi ini dari tiga ekor sapi. Dua ekor sapi di antara saya jual kemudian dibelikan sapi lagi dapat tiga. Begitu seterusnya sampai sekarang. Ini merupakan bisnis keluarga karena saudara dan teman banyak yang ikut menanam saham,” ujar Sadono.
Pada musim kurban 2023 ini, Sadono mengaku menyiapkan 170 ekor sapi yang terbagi dalam empat kandang. Ada kandang yang berisi 100 ekor sapi, ada juga yang hanya 12 ekor. Sadono berani memberi garansi semua sapinya bagus dan sehat. Sapi-sapi itu sudah ia siapkan enam bulan sebelumnya.
Pada musim kurban 2023 ini, Sadono mengaku menyiapkan 170 ekor sapi yang terbagi dalam empat kandang. Ada kandang yang berisi 100 ekor sapi, ada juga yang hanya 12 ekor. Sadono berani memberi garansi semua sapinya bagus dan sehat. Sapi-sapi itu sudah ia siapkan enam bulan sebelumnya.
“Sapi-sapi itu dijual dengan harga bervariasi mulai dari harga Rp20 juta sampai Rp40 jutaan. Sapi yang harganya Rp40 jutaan itu berat diperkirakan mencapai 800 kg, jenis limosin. Semua sapi premium. Banyak sapi-sapi yang sudah laku. Pembelinya ada yang dari Semarang, Prambanan (Klaten), Karangpandan (Karanganyar), Ngawi, dan daerah lainnya,” ujarnya.
Sadono benar-benar memperhatikan nutrisi sapinya sehingga bisa menghasilkan daging yang padat dan bobotnya tinggi. Selain rumput hijau, Sadono juga memberi makan sapi-sapinya dengan ampas tahu, bonggol singkong, kosentrat dengan 12 macam campuran, polar, bekatul, garam, mineral.
Pembeli sapi Sadono kebanyakan adalah langganan lama, mereka kembali membeli karena yang puas dengan sapi dan layanan yang diberikan Sadono. Dia menjaga betul kualitas sapi yang dijualnya karena konsep bisnisnya berbagi rezeki sehingga tidak mengambil untung banyak.
“Saya punya delapan karyawan yang khusus memelihara seratusan ekor sapi itu. Tahun lalu Ibu Bupati Sragen pernah mengambil sapi di sini. Kami siap memberi garansi,” jelasnya.
Dia mengungkapkan harga pakan yang naik menjadi tantangan dalam bisnis penjualan sapi. Bisnis hewan hidup itu memang berisiko. Tetapi setiap risiko yang muncul menjadi pengalaman tersendiri baginya untuk antisipasi lebih dini. Dia menyebut banyak pengusaha yang bermain bisnis Sapi di Sragen, seperti orang Bangoan, Gondang, itu berbisnis khusus sapi jumbo.
“Saat hari-hari biasa, kami jual sapi ke Pasar Bekonang saat pasaran Kliwon, Pasar Kaliyoso setiap pasaran Wage, dan Pasar Sragen setiap pasaran Pahing. Yang cepat laku itu justru di Bekonang dan Kaliyoso,” jelasnya.