Langganan

PKMS GOLD : Rudy Desak Dokter Tak Bermain Obat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 2 Mei 2013 - 21:07 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

SOLO -- Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mewanti-wanti rumah sakit (RS) mitra Program Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) Gold agar menaati kesepakatan pemberian formularium bagi pasien program. Hal itu menyusul adanya indikasi dokter yang menolak merekomendasikan formularium demi keuntungan pribadi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Esposin, Kamis (2/5/2013), terdapat kecenderungan dokter memberikan resep obat di luar formularium bagi peserta PKMS Gold. Tindakan ini diduga dilakukan lantaran dokter mendapat fee lebih jika berhasil menjual obat dari rekanan. Formularium merupakan standar obat bagi pelayanan kesehatan pemerintah seperti PKMS dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Advertisement

“Ketentuan pemberian formularium bagi PKMS Gold sudah diatur dalam MoU (memorandum of understanding) dengan RS rekanan. Tujuannya agar tidak ada permainan (penjualan obat) di RS,” ujar Rudy saat ditemui wartawan seusai mengikuti upacara Hari Pendidikan Nasional di Stadion Sriwedari.

Walikota mengaku belum menerima laporan resmi soal dugaan permainan penjualan obat oleh oknum dokter. Dia akan meminta Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengecek indikasi tersebut. Rudy menegaskan pasien PKMS Gold diutamakan menerima layanan obat formularium secara cuma-cuma. Pemberian obat non-formularium, ujar Rudy, diperbolehkan selama obat jenis itu tidak tersubstitusi oleh formularium.

“Seperti penyakit jantung, itu kan tidak ada formulariumnya, jadi diperbolehkan. Namun sebelum memberikan obat pasien bakal dimintai persetujuan. Obat belum bisa diklaimkan bila belum ada persetujuan pasien,” tegasnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menegaskan setiap dokter yang bertugas di RS rekanan harusnya menaati aturan main. Siti menerangkan kesepakatan pemberian formularium telah diatur dalam Perwali dan ditajamkan lewat MoU.

“Semua jenis formularium ditanggung pemerintah” tuturnya.

Meski diberikan secara gratis, pihaknya menjamin kualitas formularium tak kalah dengan obat komersil. Siti menyebut ada perusahaan tersendiri yang memproduksi formularium agar standar obat tetap terjaga.

Advertisement

Pada bagian lain, DKK tengah menjajaki pemberian biaya rawat jalan bagi peserta PKMS. Selama ini, PKMS diketahui hanya mengkaver biaya rawat inap. Menurut Siti, wacana tersebut memungkinkan melihat dana PKMS tahun ini mencapai Rp18,1 miliar.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif