by Ponco Suseno Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Jumat, 5 Agustus 2016 - 20:40 WIB
Esposin, KLATEN--Kabupaten Klaten mengalami krisis lahan tebu dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mengakibatkan penggilingan tebu yang dilakukan di Pabrik Gula (PG) Gondang Baru, Jogonalan menjadi seret.
Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan areal tebu di Klaten saat ini hanya mencapai 800 hektare. Padahal, target luas tanam tebu di tahun 2016 mencapai 2.000 hektare.
“Agar areal tebu tidak terus mengalami penyusutan, kami akan mencoba memaksimalkan lahan bengkok milik perangkat desa (perdes) agar bisa ditanami tebu. Rencana ini kami konsultasikan ke DPRD Klaten juga. Ini akan menjadi sumbangsih kami agar PG Gondang Baru tetap beraktivitas ke depannya,” katanya saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (5/8/2016).
Wahyu Prasetyo mengatakan total lahan bengkok yang disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mencapai 4.000 hektare. Areal tersebut tersebar di 22 wilayah di Kabupaten Bersinar.
“Mungkin target awal nanti bisa mencapai 500 hektare terlebih dahulu. Lalu dikembangkan secara total. Rencana ini juga akan kami sampaikan ke Bupati Klaten, Sri Hartini. Prinsipnya, kami ingin tradisi cembrengan di PG Gondang Baru tetap lestari. Penggilingan tebu juga tidak seret,” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan dan Kehutanan Dispertan Klaten, Retno Yuniwati, mengatakan empat kecamatan di Kabupaten Bersinar yang tidak ditanami tebu, seperti Kebonarum, Klaten Utara, Kemalang, dan Klaten Selatan.
“Upaya memaksimalkan tanah bengkok ini dalam rangka menjaga eksistensi PG Gondang Baru,” katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun Esposin, PG Gondang Baru sering kali mengalami kerugian hingga miliaran rupiah dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2016, PG Gondang Baru menggiling tebu sebanyak 1,1 juta kuintal.