Langganan

PERTANIAN BOYOLALI : Ulat Serang Kembang Kol, Petani Sambat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Muhammad Ismail Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 31 Oktober 2015 - 13:30 WIB

ESPOS.ID - Petani kembang kol di Desa Kuwaron, Teras, Boyolali memanen tanaman lebih awal akibat serangan hama ulat, Jumat (30/10/2015). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Pertanian Boyolali diserang hama khususnya pada kembang kol.

Esposin, BOYOLALI - Sejumlah petani di Desa Kuwaron, Teras, Boyolali mengeluhkan hama ulat yang menyerang tanaman kembang kol. Akibatnya, petani mengalami kerugian belasan juta rupiah.

Advertisement

Salah seorang petani di Kuwaron, Purwadi, mengatakan tanaman kembang kol yang baru berusia tiga pekan diserang hama ulat. Serangan hama ulat sudah berlangsung selama dua pakan.

Tanaman yang diserang hama ulat hasilnya tidak bagus dan harganya sudah pasti jatuh.

“Usia tiga pekan tanaman mulai tumbuh bunga tetapi hama ulat banyak yang memakan kembang kol sehingga gagal panen,” ujar Purwadi, Jumat (30/10/2015).

Advertisement

Purwadi mengatakan kembang kol yang tumbuh masih kecil terpaksa harus dipanen lebih awal untuk menghindari kerugian lebih besar.

Ia mengatakan segala cara sudah dilakukan mulai memangkas pohon yang diserang hama ulat sampai habis agar tidak menular ke tanaman lainnya hingga memberikan obat pembasmi ulat. Namun, usaha itu belum memuaskan dan hama ulat masih menyerang tanaman.

“Kami rugi belasan juta akibat tanaman kembang kol seluas 2.500 meter persegi diserang hama ulat,” kata dia.

Advertisement

Senada diungkapkan petani lainnya, Kosidah. Menurut dia, di saat harga sayuran di pasaran sedang mahal justru hama ulat menyerang tanaman kembang kol miliknya. Tanaman yang terkena serangan hama ulat memengaruhi kualitas hasil panen.

“Harga kembang kol di pasaran hanya dihargai Rp5.000/kg sampai Rp6.000/kg. Harga normal dengan kualitas bagus Rp9.000/kg sampai Rp10.000/kg,” kata dia.

Ia mengaku mengalami kerugian belasan juta rupiah akibat serangan hama ulat. Hasil panen saat ini belum mampu menutupi biaya modal menanam tanaman kembang kol.

Menurut dia, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali harus ikut membantu petani membasmi serangan hama ulat yang menyerang tanaman.

“Kami sudah tidak punya uang lagi untuk membeli obat-obatan. Petani hanya bisa mengharapkan bantuan obat dari Dispertanbunhut,” kata Kosidah.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif