by Akhmad Ludiyanto - Espos.id Solopos - Kamis, 3 Juni 2021 - 15:28 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Seorang remaja asal Dukuh Wates Barat, Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali, Andri Mustakim, 15, ditemukan mengapung tak bernyawa di Waduk Bade, Klego, Boyolali, Kamis (3/6/2021).
Andri diketahui pergi dari rumah sejak Selasa (2/6/2021). Kapolsek Klego AKP Kasminto mewakili Kapolres Boyolali AKBP Morry Ermond mengatakan pada Selasa sekira pukul 14.00 WIB, Andri meminta uang Rp5.000 kepada ayahnya, Sumarli, untuk membeli jajan.
Baca Juga: Dimakamkan Siang Ini, Begini Sosok Ketua DPRD Boyolali S Paryanto di Mata Kolega
Setelah diberi uang tersebut, Andri pergi dari rumah dengan berjalan kaki. “Kemarin [Selasa] anak ini minta uang kepada orang tuanya dan dikasih. Setelah itu ia pergi,” ujar Kasminto mengenai remaja Klego, Boyolali, yang ditemukan mengapung di Waduk Bade itu.
Namun hingga sore hari, Andri belum pulang. Bahkan hingga keesokan harinya atau Kamis, Andri belum menampakkan diri. Ayahnya yang resah kemudian melapor kepada ketua RT setempat perihal anaknya yang sampai saat itu belum pulang.
Baca Juga: Kabar Duka, Ketua DPRD Boyolali S Paryanto Meninggal Dunia
Selain melapor, Sumarli juga berusaha mencari anaknya ke Waduk Bade dan mendapati pakaian anaknya di tepi waduk. Sumarli mencoba mengamati permukaan air waduk tersebut. Saat itu lah ia melihat sesosok tubuh mengapung di air yang berjarak sekitar 30 meter dari bibir waduk.
Baca Juga: Pimpinan Perguruan Silat Banjarsari Solo Ditahan Polisi, Diduga Keroyok Pengunjung Kafe
Selanjutnya diketahui mayat di Waduk Bade, Boyolali, tersebut tak lain adalah remaja Klego yang saat itu sudah tidak bernyawa.
“Diperkirakan korban ini tenggelam. Tapi kami belum menemukan saksi yang melihat korban ini kapan masuk ke waduk, masuk ke air, atau tenggelam. Yang jelas saat ditemukan tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan,” imbuh Kapolsek.
Baca Juga: Polisi Buru Tersangka Lain Pengeroyokan Libatkan Pimpinan Perguruan Silat Banjarsari Solo
Setelah itu korban langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan. Keluarga menolak dilakukannya autopsi jasad korban dan menerima peristiwa itu sebagai musibah.