Langganan

PENYULUH PERTANIAN: Petani Minta Penyuluh Aktif Ke Sawah - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Triyono Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Senin, 26 Maret 2012 - 13:57 WIB

ESPOS.ID - ILUSTRASI (Ponco Suseno/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO--Petani korban serangan tikus selama musim tanam I di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, dan Mulur, Bendosari, Sukoharo meminta penyuluh pertanian lebih aktif dan sering terjun ke sawah. Hal itu untuk membantu petani mengatasi serangan hama penyakit.

Advertisement

Ketua Kelompok Tani Hesti Tomo Desa Mulur, Bendosari, Mardi, menyatakan penyuluh di desanya sebenarnya kerap terlibat dalam pertemuan kelompok. Namun menurut dia hal itu tidak memberikan hasil optimal dan petugas diminta sering terjun langsung ke lapangan untuk ikut memantau perkembangan hama dan masalah lain yang menyulitkan petani.

“Kalau ada pertemuan dan diundang penyuluh datang. Tapi untuk bertemu langsung para petani di sawah, sepertinya kami sendiri jarang,” ungkapnya kepada Esposin di Mulur, Bendosari, Minggu (25/3/2012).

Mardi menyatakan sesuai tugas yang diberikan petani berharap agar penyuluh lebih aktif dan sering memantau langsung ke sawah-sawah dibandingkan harus menunggu undangan pertemuan. Hal itu dengan tujuan agar sewaktu-waktu tanaman terserang hama, petani bisa diberikan arahan cara penanggulangan agar kerusakan tanaman dapat dikendalikan.

Advertisement

“Kami harapkan sering ke lapangan. Jika muncul hama, maka bisa cepat diberitahukan metode atau cara untuk mengatasinya,” tegasnya.

Ditemui secara terpisah, petani Mulur yang memiliki sawah di Gayam, Ngadino, menyebutkan hal serupa. Dia menegaskan selama ini penyuluh di wilayahnya jarang terjun ke sawah sehingga ketika peran mereka dibutuhkan untuk membantu petani, terutama terkait pengendalian hama, hal itu sering tidak terpenuhi.

“Namanya penyuluh pertanian seharusnya sering turun ke sawah. Sewaktu-sewaktu para petani butuh bantuan mereka sudah siap. Disampaikan arahan serta cara-cara yang baik dan efektif mengatasi hama,” ujar petani yang lima petak sawahnya di Kelurahan Gayam, gagal panen akibat serangan tikus ini, kemarin.

Advertisement

Sementara Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo, Narto, tidak menampik adanya keluhan soal penyuluh pertanian oleh sebagian petani dan bahkan pemerintah desa. Namun dia menyatakan perkembangan hama yang sulit dikendalikan tidak lepas dari pola tanam yang tidak serentak.

“Soal penyuluh kami sampaikan ke yang berwenang. Tapi di luar itu harus diingat pentingnya pola tanam serentak. Bisa dilihat sekarang semua fase tanaman ada dan dampaknya ya seperti sekarang,” tandasnya.

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif