by Ahmad Hartanto Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 12 Juni 2013 - 21:13 WIB
Salah satunya rombongan mahasiswa semester II Jurusan Kimia UNS. Mereka menunggu kesempatan untuk menjenguk rekannya, Aqin Rizka Ayati yang empat pekan dirawat di RS itu.
Aqin, begitu ia akrab disapa, didiagnosis mengidap Sindrom Guillain Barre (SGB) atau Guillain Barre Sindrome (GBS). Menurut penuturan kerabat Aqin, Zain, Aqin dua pekan lalu mengalami pelemahan pada kaki hingga menjalar ke tangan dan otot pencernaan hingga otot pernapasan.
Akibatnya, ia tak mampu lagi bergerak. “Dan dua pekan ini pakai ventilator [untuk bernapas],” ujar Zain.
Menurut dokter spesialis syaraf RS dr Oen Solo, Retno Wahyu, penderita SGB sesungguhnya dalam kondisi sadar meski tak mampu bergerak. “Saraf telinga dan bau tidak diserang. Tidak ada pengidap SGB itu tuli,” tuturnya.
Dengan kondisi seperti itu, dukungan moral dari keluarga serta teman-temannya sangat dibutuhkan. Teman-teman Aqin juga membesuk setiap hari. “Saya dan semua yang datang juga kasih semangat terus. Ajak bicara terus, dia bisa dengar meski tidak merespons.”
Primadi, rekan kuliah Aqin, menuturkan perempuan yang sehari-hari berjilbab ini sangat periang dan mudah bergaul. “Di kelas juga tidak ada tanda dia sakit. Tapi memang bulan kemarin agak pucat dan lesu.”
Hal yang sama disampaikan Yusro yang mendapat kesan Aqin perempuan yang taat beragama. “Kami semua berharap Aqin diberi kesembuhan.”
Namun takdir berkata lain, hari Selasa (12/6/2013) Aqin mengembuskan napas terakhir. Dia meninggal dunia di RS dr Oen Solo. Selamat jalan Aqin.