Langganan

Penuh Filosofi, Cawali-Cawawali Solo Respati-Astrid Blusukan ke Pasar Gede - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Kurniawan  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 5 September 2024 - 20:21 WIB

ESPOS.ID - Cawali-Cawawali Solo 2024, Respati Ardi-Astrid Widayani, mengikuti acara umbul dunga bersama puluhan pedagang Pasar Gede, Solo, Kamis (5/9/2024) siang. (Solopos/Kurniawan)

Esposin, SOLO — Pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota (cawali-cawawali) Solo 2024, Respati Ardi-Astrid Widayani, blusukan ke Pasar Gede Solo, Kamis (5/9/2024) pagi hingga siang. Hal itu mereka lakukan untuk mengenalkan diri, memohon doa restu, sekaligus menyerap aspirasi dari pedagang.

Acara ditutup dengan umbul dunga bersama para pedagang. Saat diwawancarai wartawan, Respati dan Astrid mengaku mendengar banyak harapan dari para pedagang. Utamanya agar perekonomian terus menggeliat dan perdagangan lancar.

Advertisement

Potensi itu menurut mereka cukup besar menilik kondisi beberapa pasar di Solo yang sudah menjadi destinasi wisata, seperti Pasar Gede. Respati mengatakan kondisi yang sama segera terjadi di Pasar Jongke, Laweyan, yang bangunan barunya megah.

“Nanti ada penataan dan wisata baru di Pasar Jongke, insyaallah. Artinya 17 prioritas pembangunan yang sudah dilakukan Mas Gibran berhasil mendatangkan wisatawan, sehingga ikut mendorong perekonomian lokal,” ungkap dia.

Advertisement

“Nanti ada penataan dan wisata baru di Pasar Jongke, insyaallah. Artinya 17 prioritas pembangunan yang sudah dilakukan Mas Gibran berhasil mendatangkan wisatawan, sehingga ikut mendorong perekonomian lokal,” ungkap dia.

Penuturan senada disampaikan Astrid yang terinspirasi sosok SISKS Paku Buwono (PB) X. “Di masa kejayaan PB X Solo terkenal di seluruh nusantara dan dunia. Mudah-mudahan bisa mengembalikan semangat roda ekonomi,” ujar dia.

Koordinator Pedagang Pasar Gede Solo, Wiharto, mengatakan blusukan yang dilakukan Respati-Astrid sarat makna filosofis. “Blusukan ini sebuah prosesi yang sarat makna filosofis, khususnya untuk masyarakat Jawa,” kata dia.

Advertisement

“Lalu mereka sampai di tangga menuju atas di sebelah selatan. Tangga itu, orang tua, leluhur kami menyebutnya Siti Hinggil atau tempat yang tinggi. Dulu PB X saat sonjo atau melihat pasar, berdiri atau duduk di area itu,” tutur dia.

Setelah naik ke tempat itu, Respati dan Astrid menuju los penjual bunga sebagai perlambang harapan proses yang dilakukan akan berbunga. Setelah itu mereka ke los buah sebagai perlambang harapan mereka bisa memetik hasilnya.

“Mereka lalu ke bawah membeli pisang raja untuk Mas Respati, dan Mbak Astrid membeli pisang emas. Harapannya Mas Respati mampu menjadi pemimpin di Solo, Mbak Astrid menemukan era keemasannya,” terang Wiharto.

Advertisement

Prosesi terakhir Respati dan Astrid keluar Pasar Gede, kemudian menatap Tugu Jam, Jembatan, Tugu Pamandengan, dan Balai Kota Solo. Gambaran itu sebagai simbolisasi akan proses untuk menuju Kompleks Balai Kota Solo.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif