Langganan

Penjualan Turun 50%, Ini yang Dilakukan Petani Ikan Wonogiri - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Rudi Hartono  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 12 Juni 2020 - 06:00 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah warga di kawasan budi daya ikan Waduk Gajah Mungkur (WGM), Bendorejo, Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Kamis (11/6/2020). Petani ikan setempat mengubah pola penjualan ikan untuk mempertahankan usaha, karena permintaan pasar turun drastis. (Solopos/Rudi Hartono)

Esposin, WONOGIRI — Petani ikan di Wonogiri menyiasati penurunan permintaan pasar karena terdampak wabah Covid-19, dengan mengubah pola penjualan. Kini mereka menjual ke pengecer secara online. Sebelumnya, mereka hanya menjual kepada pengepul.

Ketua Paguyuban Nila Kencana, Sugiyanto, saat ditemui Esposin di kawasan kota Wonogiri, Rabu (10/6/2020), menyampaikan para petani ikan sekuat tenaga mempertahankan usaha di tengah wabah Covid-19, meski penjualan menurun signifikan. Menurut dia penjualan ikan turun hingga 50 persen.

Advertisement

Saat normal, 20 petani ikan anggota Paguyuban Nila Kencana dapat menjual 1 ton/hari ke DIY dan Wonogiri. Pada masa pandemi Covid-19 ini penjualan harian hanya separuhnya.

Apple Bakal Produksi Iphone 12 Bulan Depan, Ada 4 Varian

“Pasar terbesar kami di DIY. Kami menjual ke pengepul yang selanjutnya ikan dijual kepada pemilik warung makan. Sekarang ini kampus-kampus tutup, sehingga mahasiswa banyak yang pulang ke rumah masing-masing. Akibatnya, penjualan di warung makan turun. Bahkan, tak sedikit warung yang tutup sementara. Jadi, order ikan pun turut menurun,” kata lelaki yang akrab disapa Sugi itu.

Advertisement

Kondisi itu membuat para petani ikan mengurangi produksi atau jumlah populasi ikan. Dia mencontohkan, biasanya dalam satu petak karamba diisi 2.000 ekor ikan. Pada masa wabah ini petani hanya mengisi tiap petak karamba separuh dari populasi biasanya.

Jika populasi ikan tak dikurangi, sementara permintaan pasar menurun, petani bisa rugi karena biaya produksi membengkak. Biaya produksi tersebut untuk pengadaan bibit, pakan, dan upah pekerja. Jika hal itu terjadi stok ikan bakal berlebih.

Ibu Muda Gantung Diri di Jagalan Solo Punya Bayi Usia 4 Bulan

Advertisement

“Usaha kami bisa bertahan di masa sulit sekarang ini sudah bersyukur. Pendapatan minim enggak masalah, yang penting usaha tetap bisa berjalan,” imbuh Sugi.

Jualan Online

Kondisi ini memaksa petani ikan memutar otak. Mereka mengubah pola penjualan. Sebelumnya para petani ikan hanya menjual kepada pengepul. Namun, saat ini mereka juga melayani order dari pengecer yang menjual ikan secara online.

Kini banyak pengecer beralih menjual ikan secara online lantaran perilaku konsumen berubah. Konsumen ingin membeli ikan tetapi tak ingin keluar rumah agar tak tertular Covid-19. Selain menjual kepada pengecer online, petani menjual ke beberapa pengepul di beberapa wilayah.

“Biasanya kami menjual kepada satu pengepul. Sekarang ke beberapa pengepul,” ucap dia.

Hoaks di Media Sosial Hambat Respons Dini Konflik Keagamaan

Siasat penjualan itu cukup efektif untuk meningkatkan penjualan. Sugi menyebut sejak beberapa pekan penjualan berangsur meningkat. Namun, harga jual ikan masih belum normal. Sebelum pandemi harga jual ikan dari karamba Rp25.000/kg, kini turun menjadi Rp23.000/kg.

Advertisement
Ahmad Baihaqi - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif