Langganan

PENGELOLAAN SAMPAH SOLO : Jangan Lupakan Pengelolaan Sampah Berbasis Warga - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 18 Agustus 2016 - 16:40 WIB

ESPOS.ID - TPA Putri Cempo (Dok/Solopos)

Pengelolaan sampah Solo, Pemkot meminta tak melupakan pengelolaan sampah berbasis rumah tangga atau warga.

Esposin, SOLO--Pegiat lingkungan hidup mewanti-wanti Pemkot tetap mendorong pengelolaan sampah berbasis rumah tangga seiring rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Mereka khawatir edukasi mengurangi sampah mandek lantaran Pemkot mengejar volume sampah tinggi untuk menggerakkan PLTSa.

Advertisement

Aktivis lingkungan dari Gerakan Orang Muda Peduli Sampah (Gropesh), Denok Marty Astuti, menilai pengembangan PLTSa sedikit bertentangan dengan upaya pegiat lingkungan hidup untuk mengurangi produksi sampah. Hal itu lantaran PLTSa membutuhkan volume sampah cukup besar untuk menghasilkan listrik. Dalam pengembangan PLTSa di Putri Cempo, butuh sedikitnya 1.000 ton sampah per hari untuk menghasilkan daya listrik 10 megawatt/jam. Volume sampah di TPA saat ini baru menyentuh 265 ton per hari.

“Pendirian PLTSa sedikit kontra dengan upaya kami mengajak warga mengurangi sampah. Kami khawatir setelah ini warga justru semakin konsumtif dan jor-joran dalam membuang sampah,” ujarnya saat ditemui Esposin di kawasan Jebres, Kamis (18/8/2016).

Denok mendorong Pemkot mengoptimalkan sinergi dengan kabupaten lain di Soloraya untuk memenuhi kebutuhan sampah 1.000 ton per hari. Menurut dia, lebih baik Pemkot mengupayakan akses dan transportasi untuk menunjang sinergi alih-alih mengoptimalkan volume pembuangan sampah dalam kota. Di sisi lain, dia meminta Pemkot tak meninggalkan program pengelolaan sampah berbasis rumah tangga.

Advertisement

Menurut Denok, warga perlu terus diedukasi untuk memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik, imbuhnya, bisa diolah menjadi kompos. Adapun sampah anorganik dapat didaur ulang atau dijual kembali. “Pengembangan bank sampah juga diharapkan tidak jalan di tempat,” ujarnya.

Anggota Komisi II, Ginda Ferachtriawan, mengatakan edukasi mengurangi sampah harus tetap berjalan seiring pengembangan PLTSa. Di sisi lain, pihaknya menanyakan apakah gunung sampah di TPA saat ini masih dapat diolah menjadi listrik. Informasi yang dihimpun Esposin, jumlah timbunan sampah di Putri Cempo hingga 2016 mencapai 85.397,56 ton. Tinggi timbunan sampah telah mencapai 5,4 meter. “Apakah PLTSa juga memberi solusi bagi tumpukan sampah ini?,” tuturnya.

Lebih jauh Ginda menanyakan apakah investor memakai konsep tipping fee (membebankan biaya pengelolaan sampah pada Pemkot). “Kemarin konsep yang diinginkan adalah no tipping fee. Kami belum mendapat penjelasan dari investor terbaru ini (PT Citra Metro Jaya Putra),” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif