by Ponco Suseno - Espos.id Solopos - Kamis, 3 Februari 2022 - 22:58 WIB
Esposin, KLATEN—Gara-gara tanah kas desa (TKD) di Desa Pondok, Kecamatan Karanganom, Klaten, tidak produktif, pemerintah desa (pemdes) setempat hanya memiliki pendapatan asli desa (PADesa) Rp7 juta per tahun. Guna mendongkrak PADesa, Pemdes Pondok mulai mengalihfungsikan beberapa TKD agar dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi desa.
Kepala Desa (Kades) Pondok, Kecamatan Karanganom, Budi Utama, mengatakan total TKD di desanya kurang lebih mencapai 10 hektare. Dari jumlah tersebut, sebanyak empat hektare tergolong tanah tidak produktif karena lokasinya di perengan. Sedangkan sisanya, termasuk tanah kurang produktif.
"PADesa di Pondok itu hanya Rp7 juta per tahun. Jadi, hampir enggak ada. Disewakan saja, tidak ada warga yang mau. TKD seluas empat hektare yang di perengan itu sudah tak bisa diapa-apakan sejak tahun 1980," kata Budi Utama, kepada Esposin, Kamis (3/2/2022).
Baca Juga: Miskin, Pendapatan Desa Ini Termasuk Paling Kecil di Klaten
Baca Juga: Miskin, Pendapatan Desa Ini Termasuk Paling Kecil di Klaten
Budi Utama mengatakan desanya mulai berbenah dalam beberapa waktu terakhir. Pembenahan desa termasuk pengoptimalan lahan TKD agar dapat produktif.
"Agar TKD di sini bisa optimal, makanya bahasanya harus alih fungsi. Kami kan sudah membangun kawasan taman sekaligus fasilitas olahraga di atas lahan tanah kas desa seluas kurang lebih 5.000 meter persegi [senilai Rp400 juta]. Itu di kadus I. Lalu, di Kadus II itu suda ada pembangunan embung secara berkelanjutnya. Proyeksi ke depan bisa menjadi wisata air di sini," katanya.
Baca Juga: Kantor Desa Karangasem Klaten Dikontrakkan, Harganya Murah Banget
"Mulai tahun ini, ada rencana pembangunan kafe. Hasil koordinasi dengan kawula muda juga. Bangunan kantor desa kan juga sudah kami renovasi sehingga bangunannya terlihat kekinian. Nanti bisa saja dioptimalkan sebagai toko desa atau perbankan. Kantor desa bisa geser ke belakang atau di lahan lainnya," katanya.
Budi Utama mengatakan dana desa (DD) yang dikelola Pemdes Pondok senilai Rp780 juta. Sedangkan alokasi dana desa (ADD) senilai Rp300 juta. Di Pondok terdapat kurang lebih 3.000 jiwa yang tersebar di 18 RT/9 RW.
"Jika semua rencana mengoptimalkan TKD itu berhasil, kami berharap PADesa di Pondok bisa naik berlipat-lipat," katanya.
Baca Juga: Pendapatan Desa Cokro Klaten Cuma Rp7 Juta per Tahun, Kades: Kami Termiskin!
"PADesa kami paling kecil di Kecamatan Karangdowo. Tanah kas desa kami sekitar 25 bidang. Selain sedikit, tanah kas desa itu juga tidak terlalu produktif," kata Kades Kupang, Kecamatan Karangdowo, Sutari.
Sutari mengatakan Pemdes Kupang sudah memiliki strategi mendongkrak PADesa. Di antaranya mengembangkan wisata alam dan religi Gunung Wijil yang ada di desa setempat. "Kami juga akan mengembangkan kolam renang. Harapan kami, PADesa bisa berkembang ke depannya," kata Sutari.
Baca Juga: Bisnis Mati Karena Corona, Pemdes Ponggok Klaten Alirkan Dana Rp600 Juta
Kepala Dinas Kebudayaaan Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata Klaten, Sri Nugroho, mengatakan sejumlah desa di Klaten telah mengembangkan wisata guna mendongkrak PADesa. Di Klaten, terdapat puluhan desa yang sudah mengembangkan desa wisata untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan desa.
"Setiap desa memang harus menggali potensi desa," katanya.