by Mahardini Nur Afifah Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Rabu, 7 Oktober 2015 - 21:15 WIB
Esposin, SOLO--Sejumlah juru parkir (jukir) yang beroperasi di Jl. dr. Rajiman Coyudan mengeluhkan monopoli lahan parkir khusus pegawai toko dan pengunjung.
Kawasan sepanjang 400 meter tersebut rencananya dijadikan proyek percontohan penerapan sistem parkir progresif elektronik mulai Jumat (9/10/2015).
Salah seorang jukir, Sandi Hartono, merasa keberatan dengan pelarangan parkir bagi pegawai toko di beberapa bagian ruas Jl. dr. Rajiman Coyudan.
“Inginnya pegawai dan pemilik toko bisa parkir di depan tempatnya sendiri-sendiri. Tidak ada kaveling lagi. Kalau ada aturan monopoli seperti ini, kasihan temannya sesama tukang parkir di kawasan ini,” keluhnya kepada Esposin, Selasa (6/10/2015).
Sandi mengakui aktivitas pertokoan di sekitar lahan parkirnya memang lebih sepi dibandingkan kawasan lain di sepanjang pusat bisnis Coyudan. Namun, ia menyayangkan jika hal tersebut dijadikan dalih monopoli lahan parkir khusus pengunjung atau pegawai.
“Alasannya tidak boleh parkir di sana [sayap barat] karena tokonya lebih ramai. Kalau semua parkir pegawai dibebankan di sini, kami bisa terus-terusan menomboki setoran. Di sini mencari Rp50.000/sif saja sulit. Di sana paling tidak bisa dapat Rp150.000/sif,” bebernya.
Menurut Sandi, dampak dari monopoli lahan parkir tersebut memangkas penghasilannya. “Dari 40 slot kendaraan [roda dua] yang bisa dipakai di sini, cuma 10 slot saja yang menganggur. Sisanya kendaraan pegawai toko yang memenuhi. Potensi kerugian kami kalau parkir elektronik benar-benar diterapkan bakal tinggi padahal setorannya tetap,” ungkapnya.
Kepala UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, M. Usman, mengaku telah memanggil sejumlah jukir untuk dimintai keterangan.