Langganan

PENATAAN KOTA SOLO : 40% Drainase Tak Berfungsi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Septiyaning.w Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 8 September 2015 - 06:50 WIB

ESPOS.ID - JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu Pekerja sedang membersihkan sendimen di saluran drainase di Alun-alun utara Solo, Kamis (14/11). Sendimen yang menumpuk tersebut mengakibatkan genangan air jika turun hujan

Penataan Kota Solo khususnya drainase dinilai mendesak diperlukan untuk mencegah banjir di musim hujan.

Esposin, SOLO-Hampir 40% kondisi saluran drainase di Kota Bengawan tidak berfungsi maksimal. Kondisinya, saluran drainase tertutup sedimentasi yang tinggi.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Drainase Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Solo, Arif Nurhadi, mengatakan setidaknya dana yang dibutuhkan untuk perbaikan drainase kota menelan anggaran Rp40 miliar lebih. DPU, kata Atif, mengajukan anggaran Rp40 miliar pada APBD 2015 lalu untuk perbaikan drainase kota.

Namun, pengajuan anggaran tersebut dipangkas menjadi Rp5 miliar. Dana Rp5 miliar diprioritaskan untuk perbaikan drainase yang kondisinya mendesak diperbaiki. Proyek tersebut meliputi perbaikan drainase di Jl. Sabang, Jl. Kyai Mojo, Bonoroto, Jl. Letjen Sutoyo, kawasan Tipes dan lain sebagainya.

Selain itu dana digunakan untuk perbaikan talut ambrol, seperti Kali Pepe tepatnya belakang Koramil Sangkrah, belakang radio PTPN, serta pengerukan walet Kali Gajah Putih. “Jadi kami memaksimalkan musim kemarau ini untuk melaksanakan pekerjaan proyek itu, sehingga pas musim hujan harapannya sudah mendekati selesai,” kata Arif ketika dijumpai espos.id di Balai Kota, akhir pekan lalu.

Advertisement

Arif mengatakan drainase tak berfungsi maksimal karena beberapa faktor, salah satunya tingginya sedimentasi di dalam saluran tersebut. Rata-rata, Arif mengatakan fungsi drainase kota paling maksimal tinggal 40%. Kondisi ini membuat drainase tak berfungsi optimal. Diperlukan perbaikan drainase, tapi anggaran yang ada terbatas. Arif mengaku perbaikan drainase dilakukan bertahap karena keterbatasan anggaran.

Idealnya, menurut Arif, pembersihan drainase dilakukan lima tahun sekali. Namun lagi-lagi, Arif menguraikan keterbatasan anggaran Pemkot untuk pemeliharaan maupun perbaikan drainase. Diakuinya, tak maksimalnya fungsi drainase kota sering menimbulkan genangan air di mana-mana. Terutama sesaat setelah diguyur hujan deras.

“Saat ini, DPU masih memprioritaskan perbaikan drainase primer serta beberapa drainase sekunder,” kata dia.

Advertisement

Sedangkan drainase tersier atau berada di lingkungan perkampungan dan tepi jalan, Arif menyerahkan pekerjaan kepada masyarakat setempat. Pihaknya berharap keterlibatan warga untuk membenahi saluran drainase di lingkungannya masing-masing.

Warga Laweyan, Larasati berharap Pemkot bisa memperbaiki sistem drainase sebelum datangnya musim penghujan. Ia menilai selama ini sistem drainase kota buruk sehingga sering menyebabkan genangan air saat diguyur hujan deras.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif