Langganan

PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS : Alamat Palsu Bikin Geger Warga Sragen - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 24 Desember 2015 - 19:20 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi Densus 88 (Dok/JIBI/Solopos)

Penangkapan terduga teroris dilakukan di Gresik. Namun warga Sragen ikut geger.

Esposin, SRAGEN — Penangkapan terduga teroris Joko Yanto, 30, di Jl. Granit Kumala IV Perumahan Kota Baru Driyorejo, Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Gresik, pada Sabtu (19/12/2015) menggemparkan warga Sambirejo, Sragen.

Advertisement

Berdasarkan identitas kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), Joko Yanto, lahir di Sragen, 20 Maret 1977, dan orang tuanya tinggal di Sumberejo, Sukorejo, Sambirejo.

Informasi yang diterima Esposin, Joko Yanto memiliki ayah kandung Purnomo dan ibu kandung Partinah yang berdomisili di Sragen. Sedangkan istrinya, A.J. Isnaini, dikabarkan juga kelahiran Sragen 25 Maret 1983.

Mereka memiliki dua anak SQ kelahiran Yogyakarta masih berusia lima tahun dan SA, empat tahun. Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Sukrisno, pun sempat kaget ketika pada Selasa (22/12/2015) dini hari dihubungi anggota polisi di Sragen yang meminta klarifikasi tentang nama-nama dan alamat itu.

Advertisement

Dia mengisahkan polisi itu menyebut ada terduga teroris yang beralamat di Dukuh Sumberejo RT 002/RW 004, Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo. Dia mengatakan polisi itu juga menyebut nama istri terduga teroris yang bernama Niswarni dengan nomor induk kependudukan 33140509121400043.

Cek Nama dan Alamat

Sukrisno langsung menghubungi bayan setempat untuk mencari nama dan alamat tersebut. “Setelah dicek nama Joko Yanto dan Niswarni tidak ada. Kami tidak memiliki warga atas nama itu. Kami sudah mengecek identitas nama yang dimaksud dalam sistem administrasi online di desa. Ketika NIK yang disebutkan itu dimasukan dalam sistem tidak muncul nama. NIK itu terdiri atas 17 angka. Padahal sistem administrasi kependudukan di Sragen NIK yang normal hanya 16 angka,” ujar Sutrisno saat dihubungi Esposin, Kamis (24/12/2015).

Advertisement

Sutrisno menyatakan identitas terduga teroris yang berasal dari Sragen itu ternyata palsu. Sutrisno juga mengecek RT 002/RW 004 juga tidak ada di Dukuh Sumberejo.

Dia mengatakan di Sambirejo sudah tidak ada RW yang ada hanya RT. Di RT itu pun, sebut dia, juga tidak ada yang namanya Joko Yanto atau pun Niswarni dan nama orang tua yang disebutkan.

“KTP itu berakhir pada 2019. Berarti KTP itu baru dibuat 2014 lalu. Di Sragen tidak mengenak NIK 17 angka. Ada juga yang mencurigai orang ang pindah ke Jawa Timur. Setelah dikroscek juga bukan orang yang dimaksud,” imbuhnya.

Kapolsek Sambirejo, AKP Kabar Bandianto, mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo juga mendengar kabar itu. Dia melakukan pengecekan langsung ke lokasi berdasarkan identitas KTP buatan 2014. Dia menyampaikan hal senada dengan penjelasan Kades Sukorejo.

“Kalau nama Dukuh Sumberejo itu ada. Tetapi orang sana tidak ada yang kenal nama-nama yang tercantum dalam KTP dan kartu keluarga (KK). RW 004 itu pun tidak ada di Sumberejo sejak lama jauh sebelum 2014. Atas dasar itu, kami menyimpulkan alamat itu palsu,” tutur dia

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif