by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Senin, 8 Maret 2021 - 09:28 WIB
Esposin, SRAGEN -- Sejumlah wastafel berjajar di depan gapura masuk Pasar Bahulak di Dukuh Sawahan, Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, Minggu (7/3/2021) pagi. Beberapa botol hand sanitizer terpasang di pintu masuk.
Pasar Bahulak berdiri pada tanah kas desa seluas sekitar 4 hektare. Selama bertahun-tahun, tanah kas desa itu tidak dikelola dengan baik oleh perangkat desa setempat.
Lahan yang kini digunakna untuk Pasar Bahulakn itu awalnya dinilai kurang cocok untuk usaha pertanian. Lantaran dikelola kurang tepat, tanah kas desa itu malah terkesan kumuh dan angker.
Baca juga: Pasar Bahulak Sragen Dideklarasikan Sebagai Pasar Gotong Royong
Baca juga: Pasar Bahulak Sragen Dideklarasikan Sebagai Pasar Gotong Royong
Atas dasar itu, tanah kas tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai lokasi pemberdayaan masyarakat, salah satunya sebagai lokasi berdirinya Pasar Bahulak.
Pasar Bahulak biasa dibuka setiap Minggu mulai pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB. Terdapat 74 pedagang yang menjajakan aneka kuliner tradisional.
Baca juga: Asyik, Museum Sangiran Sragen Dibuka dengan Pembatasan Akhir Maret
Namun, kuliner yang cukup digemari di Pasar Bahulak adalah wedang gemblung. Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Sementara sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar dan irisan telur.
“Tanpa mengenakan masker, pengunjung tidak boleh masuk ke Pasar Bahulak demi mencegah potensi penularan Covid-19,” papar Kepala Desa (Kades) Karungan, Joko Sunarso, Minggu.
Tingginya antusias warga membuat jumlah pengunjung Pasar Bahulak meningkat dari waktu ke waktu. Demi mencegah terjadinya kerumunan, rencananya jumlah pengunjung bakal dibatasi.
Baca juga: Keren, Ada Insinyur Indonesia Yang Terlibat Dalam Proyek Roket NASA
Selama satu kali penyelenggaraan, setidaknya terdapat lebih dari 2.000 pengunjung. Namun, para pengunjung tidak datang secara bersamaan. Mereka datang secara bergantian, hilir mudik.
“Kami sudah menambah luas area pasar hingga 200 meter persegi dengan harapan tidak ada kerumunan pengunjung. Kami berusaha menaati surat edaran Bupati yang menghendaki jumlah pengunjung dibatasi 50%,” papar Joko.