Langganan

PDP Corona Sragen: 2 Sementara Negatif, 2 Lainnya Masih Menunggu - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 27 Maret 2020 - 12:41 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi pemeriksaan mikroskop untuk melihat bentuk virus corona. (istimewa)

Esposin, SRAGEN — Hasil uji laboratoium atas dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen untuk sementara dinyatakan negatif virus corona.

Sementara dua PDP lain yang dirawat di ruang isolasi RSUD dr Soeratno Gemolong, Sragen masih dalam observasi dan pengambilan spesimen untuk uji laboratorium di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta.

Advertisement

Hoax! Anies Himbau Warga Tak Berhubungan Badan Saat Wabah Corona

Penjelasan itu disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi Ketua Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 Sragen Tatag Prabawanto saat ditemui Esposin di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Kamis (26/3/2020).

"Ya, yang dua PDP lama sementara hasilnya negatif virus corona. Untuk hasil uji spesimen kedua masih menunggu. Untuk dua PDP yang baru masih proses pengambilan spesimen dengan menggunakan oral swab," ujar bupati yang akrab disapa Yuni itu.

Advertisement

Pulau-Pulau Ini Jadi Angker Setelah Ditinggalkan Penduduknya, Berani Datang?

Berdasarkan data terakhir per Kamis, pukul 16.30 WIB dari laman Corona.sragenkab.go.id, jumlah pelaku perjalanan (PP) di Sragen meningkat drastis dari 820 orang per Rabu (25/3/2020) menjadi 1.127 orang atau meningkat 307 orang dalam sehari.

Sementara untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan PDP corona di Sragen masih sama dengan data sebelumnya, yakni OPD sebanyak 50 orang, dan PDP sebanyak 4 orang.

Advertisement

Peserta Sudah Berdatangan, Kongres Futsal Klaten Batal Karena Corona

Yuni mengatakan jumlah PP mengalami peningkatan yang signifikan dan harus diwaspadai. Peningkatannya dari 500-an orang menjadi 820 orang dalam sehari.

"Mereka ini entah dari perjalanan mana harus diidentifikasi secara bottom up, yakni dari ketua RT. Kebanyakan bukan tenaga kerja Indonesia (TKI) tetapi dari transmisi lokal, terutama dari kota-kota besar, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan seterusnya. Empat PDP yang ada itu tidak ada yang dari klater Bogor. Rata-rata masih muda semua,” ujarnya.

Advertisement
Ginanjar Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif