Langganan

Pasar Tetuko, Cara Warga Kepuhsari Wonogiri Jaga Eksistensi Kampung Wayang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Senin, 5 Agustus 2024 - 18:57 WIB

ESPOS.ID - Salah satu tarian atraksi pertunjukan di Pasar Tetuko, acara yang digelar untuk menggeliatkan wisata Kampung Wayang, Desa Kepuhsari, Manyaran, Wonogiri, Minggu (4/8/2024). (Istimewa)

Esposin, WONOGIRI — Kampung Wayang Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, terus berupaya menjaga dan mempertahankan eksistensinya di tengah perkembangan zaman modern. Salah satunya dengan menggelar Pasar Tetuko yang banyak menampilkan simbol wayang, atraksi budaya, dan menawarkan jajanan khas desa, Minggu (4/8/2024).

Koordinator Pasar Tetuko Kampung Wayang, Retno Lawiani, mengatakan warga Desa Kepuhsari menggelar Pasar Tetuko di jalan desa pada Minggu pagi hingga sore. Pasar Tetuko merupakan upaya warga untuk mempertebal identitas desa sebagai kampung wayang yang sudah dikenal sejak puluhan, bahkan ratusan tahun silam.

Advertisement

Di pasar itu para pedagang harus menamakan diri mereka dengan nama wayang. Misalnya, Agus Baladewa atau Eko Janaka. Penamaan Pasar Tetuko pun diambil dari nama tokoh wayang, yaitu nama kecil Gatotkaca. Selain itu, 35 pedagang yang terlibat di pasar tersebut harus mengenakan pakaian adat Jawa.

Pasar yang baru digelar dua kali ini juga menawarkan lokakarya kerajinan wayang mulai dari menatah hingga menyungging wayang. Panitia memberi ruang bagi anak-anak SD dengan menggelar lomba mewarnai gambar wayang. Kemudian, untuk anak SMP diadakan lomba bercerita tokoh wayang.

Advertisement

Pasar yang baru digelar dua kali ini juga menawarkan lokakarya kerajinan wayang mulai dari menatah hingga menyungging wayang. Panitia memberi ruang bagi anak-anak SD dengan menggelar lomba mewarnai gambar wayang. Kemudian, untuk anak SMP diadakan lomba bercerita tokoh wayang.

”Tujuan diadakannya pasar ini agar kampung wayang tetap lestari. Simbol-simbol wayang ditampilkan dalam pasar ini. Selain itu, tentu agar ada perputaran ekonomi di desa. Dengan pasar ini, pelaku usaha mikro yang menjual aneka jajanan desa dapat pemasukan lebih,” kata Retno saat dihubungi Esposin, Senin (5/7/2024).

Menurut Retno, pengunjung Pasar Tetuko pada Minggu itu di luar ekspektasi. Banyak warga desa yang memadati pasar tersebut. Meski tak sampai ribuan orang, jalanan desa yang menjadi lokasi pasar sesak hampir sepanjang hari. Ditambah berbagai rangkaian acara atraksi kebudayaan terus digelar.

Advertisement

Dia menuturkan Pasar Tetuko direncanakan digelar secara rutin setiap bulan. Pasar Tetuko yang kedua pada Minggu itu masih uji coba. Panitia akan terus mengembangkan agar pasar ini bisa terus dikunjungi banyak orang. Selain itu, panitia juga memutar otak untuk biaya operasional pasar.

Mulai Ramai Dikunjungi Wisatawan

”Kami ingin anak-anak, generasi muda ini tetap memiliki rasa kepemilikan terhadap budaya wayang ini. Mereka tidak kehilangan identitasnya sebagai anak desa yang berbudaya,” ujarnya.

Retno yang juga Koordinator Kelompok Sadar Wisata Desa Kepuhsari menyampaikan desa itu kini tengah berbenah untuk kembali menggeliatkan Desa Wisata Kampung Wayang. Salah satu desa wisata unggulan di Kabupaten Wonogiri ini sempat vakum selama dua hingga tiga tahun akibat pandemi Covid-19.

Kini, Desa Wisata Kampung Wayang mulai ramai dikunjungi wisatawan lagi. Beberapa wisatawan datang dari mancanegara, tetapi lebih banyak wisatawan lokal.

Advertisement

“Kalau kunjungan desa wisata secara rombongan, dalam paket wisata, masih jarang. Tetapi kalau sekadar kunjungan keluarga, perorangan, atau komunitas hampir setiap hari ada. Mereka biasanya ingin tahu cara membuat wayang atau memang mencari wayang,” jelas Retno.

Mengenai generasi penerus perajin wayang, Retno meyakini di Desa Kepuhsari masih banyak anak-anak muda yang mau mempertahankan tradisi turun-temurun itu. Apalagi di SMPN 2 Manyaran masih ada muatan lokal kerajinan wayang bagi peserta didik.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Eko Sunarsono, menyampaikan atraksi budaya selalu sukses menjadi tontonan warga di Kabupaten Wonogiri. Tak hanya sebagai tontonan, pertunjukan-pertunjukan kebudayaan yang dikemas dengan cara kreatif juga bisa menjadi tuntunan.

Advertisement

Menurutnya, pertunjukan budaya inilah yang menjadi modal sosial untuk menciptakan kerukunan warga sekaligus membentuk identitas bangsa. Dengan pertunjukan juga menunjukkan masyarakat Kabupaten Wonogiri masih sangat komunal.

”Maka perlu dan harus sering ada pertunjukan budaya seperti itu,” ujar dia.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif