by Indah Septiyaning. W Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 6 Juli 2015 - 00:10 WIB
Esposin, SOLO-Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo memberi surat peringatan (SP) III bagi belasan pedagang Pasar Klewer yang hingga kini belum membuka kios di pasar darurat di Alun-alun Utara (Alut). Mereka bahkan telah dipanggil DPP ditanya kesungguhannya segera buka mengingat kios darurat telah diberikan.
Namun para pedagang menyatakan kesiapannya membuka dagangannya dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan Kepala DPP Solo Subagiyo kepada Esposin, Minggu (5/7/2015). Subagiyo mengatakan masih memberi toleransi kepada pedagang untuk membuka kiosnya. Tapi, Pemerintah Kota (Pemkot) tak segan segan untuk mencabut Surat Hak Penempatan (SHP) jika pedagang tak menepati kesepakatan tersebut.
“Rata rata alasan mereka karena kehabisan modal akibat kebakaran Pasar Klewer,” ungkap Subagiyo. Dirinya belum dapat memastikan sampai kapan tenggang waktu diberikan bagi pedagang menempatinya. Yang terpenting, pedagang sudah siap untuk menempati. DPP tentu terlebih dahulu akan memantau perkembangannya di lapangan.
Subagiyo memaklumi kondisi ini, namun pedagang tetap diminta beraktivitas di pasar darurat. Hal ini sesuai komitmennya dulu siap menempati pasar darurat.
Sementara terkait rencana pengoperasian pasar darurat hingga malam hari, Subagiyo menyebut, masih menunggu kesiapan para pedagang. DPP sendiri sudah bersiap mengamankan pasar, dengan menampah personil keamanan dengan melibatkan lembaga terkait. Sejauh ini, operasional pasar darurat baru sebatas menyesuaikan operasional pasar tradisional lainnya. Yakni pukul 07.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.
“Kami harapkan pedagang bisa buka sampai malam. Apalagi ini daya beli masyarakat sangat tinggi menjelang Lebaran,” katanya.
Sementara itu pejabat humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani meminta Pemkot memberi toleransi terhadap para pedagang yang sampai kini belum membuka kios di pasar darurat.
Alasannya, mereka kini kehabisan modal pasca kebakaran Pasar Klewer akhir Desember 2014 lalu. Pihaknya selama ini telah berupaya berkomunikasi dengan para pedagang yang belum bisa membuka kios. Komunikasi dilakukan melalui telepon dan short message service (SMS) secara terus menerus. Mereka didesak agar segera membuka kios agar tidak mendapat SP dari Pemkot. “Para pedagang sebenarnya ingin cepat bangkit dari keterpurukan. Namun kendala yang dihadapi adalah tidak memiliki modal setelah barang dagangan dilalap api ketika kebakaran,” kata dia.