by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Sabtu, 7 November 2020 - 02:40 WIB
Esposin, SRAGEN — Pagebluk Covid-19 membuat pendapatan asli daerah Sragen dirasionalisasi. PAD dalam APBD Perubahan Sragen 2020 ditarget bisa tembus Rp338,2 miliar tetapi setelah ada wabah Covid-19 PAD dirasionalisasi menjadi Rp309,6% atau anjlok Rp28,6 miliar.
Realisasi PAD hingga 31 Oktober 2020 mencapai Rp328,2 miliar atau 106% dari target pascarasionalisasi atau 97,04% dari target penetapan. Penjelasan itu disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sragen Dwiyanto saat ditemui Esposin, Selasa (3/11/2020).
Dwi menjelaskan pandemi Covid-19 tidak berpengaruh pada semua sumber PAD Sragen, terutama pajak. Dwi mengatakan objek pajak yang dipengaruhi Covid-19 terletak pada pajak rumah makan, hotel, dan restoran, sedangkan untuk jenis pajak lainnya masih bisa menutup target, bahkan melebihi.
The Penthouse, Drama Baru Kehidupan Mewah Wanita Dewasa Korea
The Penthouse, Drama Baru Kehidupan Mewah Wanita Dewasa Korea
“Pajak daerah setelah rasionalisasi dianggarkan Rp79,5 miliar hingga akhir Oktober bisa tercapai Rp95,3 miliar atau 119,7%. Sedangkan untuk pendapatan dari sektor retribusi dari target pascarasionalisasi Rp11,7 miliar baru terealisasi Rp10,8 miliar atau 92,1% per 31 Oktober 2020,” ujarnya.
Dwi melanjutkan pembayaran pajak itu dilakukan dengan berbagai terobosan, terutama program pembayaran non tunai dan penagihan online ternyata efektif untuk mengejar target pajak. Dwi mengatakan upaya sosialisasi macam-macam dilakukan untuk meminimalisasi tunggakan. Dwi melihat kunci PAD Sragen anjlok itu terletak pada retribusi, terutama retribusi pasar dan parkir.
Pas Ditonton Saat Halloween, Ini Rekomendasi 6 Film Horror Thailand
Dia berpendapat semua itu berpengaruh pada APBD 2021 yang kemungkinan angkanya turun bila dibandingkan dengan APBD 2020 atau tahun sebelumnya. Dwi mengatakan proyeksi pada APBD 2021 itu masih mempertimbangkan situasi pandemi di 2021 sehingga kebijakan anggaran pun belum bisa pulih semua seperti di 2019.
Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen R. Widya Budi Mudhita mengatakan target apendapatan retribusi saat perubahan mencapai Rp6,5 miliar dan realisasi per 31 Oktober 2020 sudah mencapai Rp6,4 miliar atau 98,38%. Widya mewakili Kepala Disperindag Sragen Tedi Rosanto optimitis bisa mencapai target itu pada akhir Desember 2020.
"Target tersebut sebenarnya turun lantaran ada Covid-19. Sebelumnya ditetapkan Rp8,67 miliar karena adanya pengurangan retribusi 25% makan turun menjadi Rp6,55 miliar itu. Pendapatan retribusi terbesar masih di Pasar Bunder, Pasar Kota, Pasar Gemolong, Pasar Nglangon, dan Pasar Gondang. Target lima pasar itu sudah mencapai Rp3,95 miliar dan realisasi Rp3,96 miliar,” katanya.
Gli, Kucing Kesayangan Hagia Sophia Turki Sakit, Doa Terpanjat baginya
Pendapatan Daerah dan Realisasinya di per 31 Oktober 2020
No | Pendapatan | Target | Realisasi | Persentase |
1 | Pendapatan asli daerah (PAD) | Rp309,6 miliar | Rp328,2 miliar | 106% |
a. Pajak Daerah | Rp79,5 miliar | Rp95,3 miliar | 119,7% | |
b. Retribusi Daerah | Rp11,7 miliar | Rp10,8 miliar | 92,1% | |
2 | Dana Transfer dari pusat | Rp1,5 triliun | Rp1,3 triliun |
Mobil Sedan Tabrakkan Diri ke Masjidil Haram, Bagaimana Kejelasannya?
Pendapatan Retribusi 5 Pasar Tradisional
No | Pasar Tradisional | Target | Realisasi |
1. | Pasar Bunder | Rp1.539.950.000 | Rp1.499.256.326 |
2. | Pasar Kota | Rp975.300.000 | Rp1.041.168.157 |
3. | Pasar Gemolong | Rp564.950.000 | Rp532.046.174 |
4. | Pasar Nglangon | Rp445.737.500 | Rp459.328.315 |
5. | Pasar Gondang | Rp432.512.500 | Rp433.856.074 |
Total | Rp3.958.450.000 | Rp3.965.655.046 |
KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos