by Mariyana Ricky P.d - Espos.id Solopos - Sabtu, 22 Januari 2022 - 19:26 WIB
Esposin, SOLO — Politikus senior PDIP Solo yang juga Ketua Komisi IV DPRD Solo, Putut Gunawan, meninggal dunia di RSUD dr. Moewardi (RSDM) Solo, Sabtu (22/1/2022) siang. Jenazah almarhum rencananya dimakamkan pada Minggu (23/1/2022) pukul 09.00 WIB di Tempat Permakaman Umum Untoroloyo, Debegan, Mojosongo, Solo.
Sebelum meninggal, Putut memiliki riwayat penyakit ginjal yang mengharuskannya cuci darah rutin. Di kalangan politikus, sosok Putut dikenal sebagai senior. Sedangkan di kalangan aktivis, pria kelahiran Wonogiri itu menjadi salah satu tokoh yang ikut merumuskan kelahiran musrenbang atau musyawarah perencanaan pembangunan, sebuah forum untuk menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
Aktivis Kompip, Akbarudin Arif, menyebut aktivitasnya bersama Putut berlangsung pada 1999. Kala itu, mereka berdua bersama tiga aktivis lain, yakni Ramang, almarhum Haryadi Saptono dan dosen Atma Jaya, Suryo, berdiskusi tentang reformasi lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD).
Baca Juga: Kabar Duka: Politikus Senior PDIP Solo Putut Gunawan Meninggal Dunia
Baca Juga: Kabar Duka: Politikus Senior PDIP Solo Putut Gunawan Meninggal Dunia
“Kami ingin mendemokrasikan LKMD, di mana yang menjadi pemicunya adalah kekuatan pro demokrasi ditinggal dalam pengisian struktur LKMD. Kekuatan pro demokrasi hanya berafiliasi di PDI Perjuangan, sementara LKMD dikuasai aktivis Golkar. Maka untuk menyeimbangkan itu kami berdiskusi soal reformasi LKMD,” kisahnya, kepada Esposin, Sabtu sore.
Dari hasil diskusi tersebut, diketahui LKMD tidak demokratis dan tidak memberikan kemanfaatan yang luas kepada masyarakat. Putut, sambungnya, seolah menjadi pengikat sebuah sapu lidi. Dari situ, diskusi melebar ke lebih banyak orang, di antaranya mengajak Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta.
Baca Juga: Ini Penyakit yang Diderita Politikus PDIP Solo Putut Gunawan
“LPMK disahkan oleh musyawarah kota, yang akhirnya mendorong reformasi penganggaran di kelurahan,” tutur Akbar.
Model musrenbang itulah yang lantas diadopsi menjadi musrenbang kelurahan sampai kota, kemudian sampai ke tingkat nasional.
“Tapi kami juga berterimakasih kepada Direktur LPTP saat itu Ahmad Mahmudi, yang menjadi semacam pemandu metodologinya. Peran Mas Putut itu pendorongnya, saya sendiri sebagai sekretaris, yakni mencatat seluruh prosesnya, kemudian menjadi legal drafter,” cerita Akbar.
Baca Juga: Putut Gunawan Sumber Ilmu hingga Katalog Hidup Kuliner Soloraya
Kisah tersebut dibenarkan oleh aktivis pembangunan partisipatif Solo, Agus Dody Sugiartoto. Pada 2001 lalu, dia bersama Putut dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Solo, Totok Sartoto, mendirikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) IBI. LSM ini bertugas mendampingi Pemkot untuk merencanakan pembangunan partisipatif pada 2001-2005.
“Mas Putut itu dulu membuat berita saat saya masih aktif di Yayasan Gita Pertiwi yang lantas bergabung bersama kami sebagai koordinator mendampingi proses musrenbang,” jelasnya.