by Abu Nadzib - Espos.id Solopos - Selasa, 10 Januari 2023 - 08:40 WIB
Esposin, SRAGEN – Keluarga Joko Sutrisno di Dukuh Tugu Mulyo, Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dibuat panik dengan kehadiran belasan anak ular kobra di rumah mereka, Sabtu (7/1/2023) lalu.
Total ada 28 anak ular kobra yang berkeliaran di sekitar rumah Joko dan berhasil ditangkap. Sebanyak sembilan ular di antaranya mati dibunuh.
Sisanya dievakuasi Tim Exalos Indonesia Regional Sragen untuk dilepasliarkan ke kawasan yang jauh dari permukiman penduduk.
Informasi yang dihimpun Esposin, Selasa (10/1/2023), menyebutkan awalnya Exalos Indonesia Regional Sragen mendapat laporan dari Kukuh, salah satu anggota Tagana Sragen bahwa di sekitar rumah Joko Sutrisno bermunculan beberapa ular kobran dengan ukuran yang sama dan radius berdekatan.
Informasi yang dihimpun Esposin, Selasa (10/1/2023), menyebutkan awalnya Exalos Indonesia Regional Sragen mendapat laporan dari Kukuh, salah satu anggota Tagana Sragen bahwa di sekitar rumah Joko Sutrisno bermunculan beberapa ular kobran dengan ukuran yang sama dan radius berdekatan.
Mendapat laporan itu, anggota Exalos Indonesia Sragen masing-masing Nur Rohim, Gugud, Adi, dan Edi mendatangi rumah Joko Sutrisno.
"Tujuh ekor berhasil diamankan," ujar Ketum Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, saat menghubungi Esposin.
Dua hari setelah temuan 16 anakan kobra tersebut, ternyata masih ada anakan ular lain di sekitar rumah Joko.
Pada Senin (9/1/2023), Tim Exalos Indonesia Regional Sragen kembali mengevakuasi 11 ekor anakan kobra yang diduga kuat saudara dari belasan ular yang ditangkap sebelumnya.
Menurut Janu, bulan Desember dan Januari memang menjadi waktu bagi telur ular menetas, termasuk kobra.
Karenanya Janu meminta masyarakat berhati-hati jika mendapati ada ular di sekitar rumah.
Ke-28 anakan ular kobra itu selanjutnya akan dilepaskan ke tempat yang jauh dari permukiman warga.
Janu mengatakan, ular merupakan bagian dari rantai makanan sehingga demi keseimbangan ekosistem puluhan anakan kobra itu dilepaskan kembali.
"Ular bagian dari rantai makanan, mereka pemakan tikus. Jadi akan dilepasliarkan ke tempat yang jauh dari permukiman," katanya.