by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Selasa, 20 Oktober 2020 - 18:07 WIB
Esposin, KLATEN — BPBD Klaten mulai ancang-ancang menghadapi risiko bencana yang terjadi memasuki musim penghujan, seperti banjir dan lainnya. Apalagi, pada musim penghujan periode ini diprediksi bakal disertai fenomena alam La Nina yang berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan.
Kejadian bencana yang berpotensi terjadi pada musim penghujan seperti angin ribut, banjir, hingga gerakan tanah. Pada musim penghujan periode 2019-2020 lalu, kejadian bencana didominasi angin ribut serta banjir, terutama di daerah aliran Sungai Bengawan Solo seperti di sepanjang Sungai Dengkeng.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Dinas Pusdataru) Jawa Tengah, ada 11 kali kejadian banjir, lima lokasi tanggul jebol/longsor, dan enam lokasi air limpas tanggul di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo wilayah Klaten pada Oktober 2019-Mei 2020.
Jumlah kejadian itu tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya di Soloraya yang berada di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo seperti Sragen, Wonogiri, dan Sukoharjo. Sementara, saban musim penghujan ada BPBD mencatat ada lebih dari 100 lokasi kejadian angin puting beliung.
Jumlah kejadian itu tertinggi dibandingkan kabupaten lainnya di Soloraya yang berada di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo seperti Sragen, Wonogiri, dan Sukoharjo. Sementara, saban musim penghujan ada BPBD mencatat ada lebih dari 100 lokasi kejadian angin puting beliung.
Makin Nekat! Setelah Alun-Alun, Edupark Gemolong Sragen Juga Jadi Tempat Mesum
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG, musim penghujan mulai berlangsung pada dasarian I November atau 10 hari pertama November mendatang meskipun belakangan hujan mulai mengguyur wilayah Klaten.
"Dampaknya curah hujannya lebih tinggi dan pengaruh ke angin yang bisa terjadi secara tiba-tiba," kata Haris saat ditemui wartawan di sela rapat koordinasi persiapan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana angin puting beliung, gerakan tanah, dan banjir di Gedung Wanita, Selasa (20/10/2020).
Soal kerawanan bencana yang bisa terjadi sepanjang musim penghujan mendatang di Klaten, Haris menjelaskan potensi yang bisa terjadi yakni angin puting beliung serta banjir. Hal itu juga mendasarkan bencana yang kerap terjadi di Klaten ketika musim penghujan tiba.
"Pertama itu potensinya terjadi angin puting beliung mendasari topografi Klaten yang seperti mangkuk [dikelilingi perbukitan] hingga berpotensi menjadi titik pusaran angin. Angin puting beliung setiap musim hujan tiba itu terjadi di lebih dari 100 titik. Kemudian potensi lainnya yakni tanggul sungai jebol dan banjir karena limpasan air sungai. Untuk potensi gerakan tanah di sisi selatan dan utara Klaten relatif aman karena datarannya cenderung bergelombang. Bukan dataran yang curam," kata Haris.
Bocah 14 Tahun Cabuli Bayi di Panti Asuhan Gegara Sering Lihat Ibu Berhubungan Seks
Haris mengatakan Pemkab Klaten saat ini masih memproses surat keputusan (SK) bupati ihwal status siaga darurat banjir, gerakan tanah, dan puting beliung yang ditetapkan mulai 1 November mendatang hingga akhir Maret 2021.
Penetapan status siaga dimaksudkan guna memudahkan penanganan dan koordinasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana sepanjang musim penghujan.
Selain itu, BPBD juga segera memproses pengadaan 12.000 karung plastik guna menambah stok cadangan karung yang kini tersisa 1.500 lembar. Persiapan karung plastik itu dimaksudkan untuk penambalan darurat ketika ada tanggul sungai yang jebol atau kritis.
"Hari ini kami gelar rapat koordinasi dengan BBWSBS, DPUPR, Pusdataru, camat, serta sukarelawan dalam rangka kesiapsiagaan untuk mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologis," kata Haris.
Soal daerah-daerah yang rawan ancaman bencana banjir, Haris mengatakan masih dalam tahap pendataan. Selama ini, bencana banjir kerap terjadi di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Gantiwarno, serta Karangdowo.
Lebih lanjut, Haris mengatakan meski mulai dilakukan persiapan antisipasi risiko bencana di musim penghujan, kegiatan dropping air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan masih bergulir. "Setidaknya sampai awal November mendatang," ungkap dia.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, mengatakan sebelumnya Pemkab Klaten sudah mengeluarkan surat edaran (SE) untuk pengurangan risiko bencana angin puting beliung serta banjir.
"Pemkab sudah membuat surat edaran ke camat untuk melakukan kesiapsiagaan menghadapi risiko angin puting beliung. Camat diminta berkoordinasi dengan pemerintah desa dan sukarelawan untuk memangkas ranting pohon yang bisa membahayakan pengguna jalan. Selain itu menggiatkan warga untuk melakukan kegiatan gotong royong membersihkan saluran drainase dan membuat lubang-lubang biopori untuk resapan air" kata dia.