by Aris Munandar - Espos.id Solopos - Senin, 22 Maret 2021 - 13:59 WIB
Esposin, WONOGIRI – Harga tanah di Wonogiri selatan yang digadang-gadang menjadi senta industri ternyata masih cukup murah. Tanah di sana bisa dibeli mulai dari harga Rp50.000 per meter persegi.
Kepala Desa Pucanganom, Giritontro, Wonogiri, Sukino, mengatakan hingga kini harga tanah di daerahnya yang bakal masuk kawasan industri masih normal, belum ada kenaikan signifikan.
Harga tanah dekat Jalan Lintas Selatan (JLS) masih Rp100.000 hingga Rp200.000 per meter persegi. Sedangkan tanah di perdesaan atau kawasan hutan berkisar Rp50.000 hingga Rp60.000 per meter persegi.
"Hingga saat ini harga tanah belum terdampak, masih normal. Ada beberapa yang memang mencari tanah di sini. Carinya tanah itu mencapai tiga hektare hingga lima hektare. Namun belum ada kepastian, baru mencari-cari," katanya saat dihubungi Esposin, Minggu (21/3/2021).
Baca juga: Tiwul, Makanan Legendaris Pengganti Nasi dari Wonogiri
Namun setelah JLS selesai digarap, harga tanah di sekitarnya mencapai Rp100.000 hingga Rp200.000 per meter persegi. "Dimungkinkan jika di sini menjadi kawasan industri harga tanah bisa naik lagi," kata Sukino.
Developer asal Wonogiri, Sugeng Budiyono, mengatakan harga tanah di daerah selatan Wonogiri yang akan menjadi kawasan industri masih tergolong murah.
"Saya punya tanah di Pracimantoro. Kalau dekat JLS atau jalan raya harganya Rp300.000 per meter persegi, agak masuk sedikit Rp150.000 per meter persegi. Kalau nanti semakin ramai mungkin bisa naik," katanya, Minggu.
Baca juga: Sawah Warisan Terdampak Tol Solo Jogja, Buruh Pabrik di Klaten Malah Jadi Miliarder
Diberitakan Esposin sebelumnya, wilayah selatan kabupaten berjuluk Kota Sukses itu bakal menjadi kawasan industri. Pemkab Wonogiri membuka pintu bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi di wilayah selatan, terutama industri pertambangan.
Bahkan, sejumlah perusahaan mulai melirik wilayah Kabupaten Wonogiri selatan untuk mengembangkan usaha. Daerah yang bakal menjadi kawasan industri antara lain Giritontro, Pracimantoro, dan Giriwoyo.