by Bayu Jatmiko Adi - Espos.id Solopos - Minggu, 24 September 2023 - 07:13 WIB
Esposin, SOLO — Yayasan Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) merupakan sebuah lembaga dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Solo.
Berdakwah menyebarkan kebenaran agama Islam melalui Al-Qur'an dan As-Sunnah sudah menjadi nilai di MTA yang tak akan berubah sampai kapanpun.
Secara historis MTA didirikan oleh almarhum Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra di Surakarta atau Solo pada 19 September 1972 lalu. Pendirian MTA saat itu ditujukan untuk menyelenggarakan kegiatan dakwah dalam bentuk pengajian rutin untuk mempelajari Al-Qur'an dan As-Sunnah, merujuk kepada kitab-kitab tafsir Al-Qur’an karya para mufasir dan kitab-kitab hadis.
Sebagai bentuk pengamalan hasil kajiannya, MTA juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, baik formal maupun non formal, serta kegiatan sosial kemanusiaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan pemerintah, TNI maupun Polri.
Sebagai bentuk pengamalan hasil kajiannya, MTA juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, baik formal maupun non formal, serta kegiatan sosial kemanusiaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan pemerintah, TNI maupun Polri.
Semua kegiatan yang dilakukan MTA dimaksudkan untuk mengajak umat Islam kembali kepada Al-Qur’an dan As Sunnah dengan penekanan pada pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Al Qur’an dan As Sunnah di kehidupan sehari-hari. Pimpinan MTA Pusat, Ustadz Nur Kholid Syaifullah, Lc., M.hum., menyampaikan, dakwah untuk menyebarkan kebenaran agama Allah, yaitu melalui Al-Qur'an dan As-Sunnah telah menjadi nilai di MTA yang tidak boleh berubah.
“Siapapun nakhodanya, siapapun yang mengemban amanah kepemimpinan di MTA. Sampai kapanpun nilai dan kebersamaan MTA tidak boleh berubah,” katanya saat ditemui wartawan, Rabu (20/9/2023).
Lebih lanjut disampaikan bawah MTA didirikan dengan fokus utamanya melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul, serta menyeru masyarakat untuk kembali kepada pedoman abadi sebagai manusia.
Dalam tujuan itu, MTA akan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Menurutnya, meski nilai tidak bisa berubah, namun metode dakwah boleh berubah mengikuti perkembangan zaman.
“Dulu yang namanya dakwah atau pengajian harus ketemu langsung. Sekarang bisa melalui virtual, sehingga melalui perkembangan teknologi ini ternyata suara Al-Qur'an dan As-Sunnah bisa terdengar sampai ke pelosok negeri tanpa kita hadir ke sana,” jelasnya.
Masyarakat di berbagai daerah, dengan perkembangan teknologi saat ini bisa mengikuti pengajian dengan mendengarkan radio, melihat TV maupun dari Youtube.
Kemudian disahkan oleh Menkum dan HAM dengan Keputusan Menteri Nomor C-2510.HT.01.02.TH 2006, ditetapkan pada tanggal 3 November 2006 dan tercatat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 27 Februari 2007, Nomor 17 Tambahan Nomor 191.
Struktur kelembagaan MTA terdiri dari Pusat, Perwakilan, dan Cabang. MTA Pusat berkedudukan di Kota Solo, untuk perwakilan berkedudukan di tingkat kota/kabupaten, sedangkan cabang berkedudukan di tingkat kecamatan. Sejak didirikan hingga saat ini, Yayasan MTA telah berperan aktif dalam pembangunan moral bangsa Indonesia. MTA telah melakukan pembinaan mental spiritual di berbagai tempat, mulai dari Aceh hingga Papua. Dengan akan diresmikannya 155 perwakilan dan cabang, maka MTA saat ini secara total memiliki 759 perwakilan dan cabang yang terdiri dari 166 perwakilan dan 593 cabang yang tersebar dari Aceh hingga Merauke, Papua.
Masing-masing perwakilan atau cabang MTA juga menyelenggarakan kegiatan dakwah di bawah koordinasi Pimpinan Pusat MTA. Selain melalui pengajian langsung, dakwah MTA juga telah memanfaatkan berbagai media telekomunikasi. Di antaranya melalui televisi via MT@ TV, media radio melalui MT@ FM dan Persada FM, serta melalui kanal Youtube live streaming. Dengan begitu dakwah MTA dapat diakses masyarakat luas di manapun berada. Baik oleh warga negara Indonesia juga warga dunia.