by Luthfi Shobri Marzuqi - Espos.id Solopos - Minggu, 13 November 2022 - 17:38 WIB
Esposin, WONOGIRI -- Mayoritas pedagang di car free sunday (CFS) Wonogiri belum menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sebagai alat pembayaran nontunai. Kekhawatiran atas minimnya minat masyarakat hingga dinilai ribet menjadi alasan para pedagang enggan menggunakan QRIS.
Padahal rencananya, penggunaan QRIS mulai diterapkan pada gelaran CFS, Minggu (13/11/2022). Menurut Ketua Paguyuban Pedagang CFS Wonogiri, Aswin Asmoro Ady, jumlah pedagang yang memiliki QRIS masih kurang dari 50 orang.
Ia tak menyebut jumlah pastinya. Tapi ia memastikan mayoritas pedagang yang didahulukan menjadi pengguna QRIS adalah pedagang kuliner. Alasannya, pengunjung CFS dinilai lebih banyak membeli makanan dan minuman.
"Sekaligus biar mempraktikkan penggunaan QRIS," kata Aswin kepada Esposin, Minggu.
"Sekaligus biar mempraktikkan penggunaan QRIS," kata Aswin kepada Esposin, Minggu.
Selain menjadi ketua paguyuban, Aswin juga merupakan salah seorang pedagang di CFS Wonogiri. Ia menjual mainan Hot Wheels. Meski bukan termasuk sebagai pedagang kuliner, ia sudah menggunakan QRIS dari BRI.
Baca Juga: Hindari Risiko Transaksi Tunai, PT BPR BKK Wonogiri Gencar Sosialisasikan QRIS
"Saya sebagai sampel aja, sosialisasi ke pedagang. Minggu [20/11/2022] depan sudah siap buat transaksi besar-besaran karena berbarengan dengan acara undian tabungan Simpedes dari BRI di area CFS," katanya lagi.
Selain acara pengundian, menurut Aswin, pihak BRI juga bakal menyosialisasikan penggunaan QRIS.
"Bagi pedagang yang sudah menjadi nasabah BRI dan yang ingin menjadi nasabah BRI akan diberikan saldo senilai Rp50.000 untuk digunakan di QRIS," imbuhnya.
Baca Juga: Keren Lur! Bisa Dicoba Besok Minggu, Pedagang CFS Wonogiri Mulai Gunakan QRIS
Di sisi lain, penggunaan QRIS ditawarkan kepada para pedagang terlebih dahulu. Aswin menegaskan tak ada paksaan bagi para pedagang di CFS Wonogiri menggunakan QRIS. Tak semua pedagang mempunyai ponsel Android untuk mengoperasikan QRIS.
Salah seorang pedagang cilok, Danang, mengaku sudah mengetahui rencana penggunaan QRIS di CFS Wonogiri. Meski sudah mendapat informasi, namun ia memilih enggan mendaftarkan diri sebagai pengguna QRIS.
Selain dinilai terlalu ribet, alasan Danang adalah pedagang lain yang menggunakan QRIS juga masih sedikit.
"Misalnya ada anak kecil membeli seharga Rp5.000 harus pakai QRIS. Jadi mereka harus ke bank dulu, isi saldo, baru bayar. Saya juga harus mengisi saldo ke bank dulu. Jadi lebih baik langsung membayar pakai uang tunai. Tapi nanti kalau banyak pedagang yang menggunakan QRIS, mungkin saya ya ngikut. Sesuai perkembangan zaman aja," katanya kepada Esposin, Minggu.
Baca Juga: Pasar Wonogiri Mulai Terapkan e-Retribusi, Bisa Cegah Pungli Retribusi
Hal senada dinyatakan pedagang mainan di CFS Wonogiri, Eko. Ia belum memastikan akan mendaftar sebagai pengguna QRIS atau tidak. Eko beralasan belum kepikiran menggunakan QRIS sebagai alat transaksi nontunai.