Langganan

Mensos Diminta Jamin Pendidikan Anak Korban Bunuh Diri di Sragen - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 15 Mei 2022 - 11:52 WIB

ESPOS.ID - Para pegawai dari Dinas Sosial dan Kementerian Sosial berada di depan rumah korban saat menunggu kedatangan Mensos Tri Rismaharini di wilayah Kecamatan Gondanh, Sragen, Minggu (15/5/2022). (Tri Rahayu/Solopos)

Esposin, SRAGEN – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dijadwalkan berkunjung ke lokasi keluarga korban bunuh diri di Kecamatan Gondang dan Kecamatan Kedawung, Sragen, untuk menyerahkan bantuan anak dan keluarga korban, Minggu (15/5/2022).

Tokoh masyarakat setempat berharap kepada Mensos agar memperhatikan keberlangsungan pendidikan anak sulung korban, FL, yang masih duduk di Kelas VI SD.

Advertisement

Selain itu bila istri korban, NDL, 34, yang menjadi tenaga kerja Indonssia (TKI) di Singapura akan dipulangkan supaya ada jaminan untuk keberlangsungan usahanya. Harapan itu juga disampaikan Plt.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen Comas Edwi Yunanto saat berbincang dengan Esposin di lokasi dekat rumah korban, Minggu. Cosmas menerangkan bantuan yang akan diserahkan Mensos merupakan bantuan dari Mensos langsung. Sementara bantuan sebelumnya, ujar dia, merupakan bantuan dari Ditjen Rehabalitasi Anak Kementerian Sosial (Kemensos) Sragen.

Advertisement

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen Comas Edwi Yunanto saat berbincang dengan Esposin di lokasi dekat rumah korban, Minggu. Cosmas menerangkan bantuan yang akan diserahkan Mensos merupakan bantuan dari Mensos langsung. Sementara bantuan sebelumnya, ujar dia, merupakan bantuan dari Ditjen Rehabalitasi Anak Kementerian Sosial (Kemensos) Sragen.

Ketua RW setempat, Bambang Widjo Purwanto, mengatakan sebagai warga di Gondang ini hanya meminta kepada Mensos bahwa yang penting masa depan anak korban yang ditinggalkan. Dia menilai anaknya ini pintar dan dapat peringkat di sekolahnya. Dia berharap anak ini bisa menyumbankan kepandaiannya untuk bangsa dan negara.

Baca Juga: 10 Berita Terpopuler: Bunuh Diri Sragen & Update Covid-19 Soloraya

Advertisement

Bambang menyampaikan masa depan anak jauh lebih penting. Dia menerangkan rumahnya menjadi kosong belum ada yang menempati. Anak korban itu, ujar dia, tinggal bersama neneknya di Karanganyar, Sambungmacan, Sragen.

“Saya sampai memasang lampu merkuri di dekat rumah korban karena warga kalau malam tidak berani lewat. Korban sampai nekat mengakhiri hidup itu karena faktor ekonomi. Pandemi Covid-19 berdampak pada usaha keluarga itu. Dengan kedatangan Ibu Menteri bisa membuat keluarga yang ditinggal punya masa depan yang jelas,” katanya.

Baca Juga: 5 Kasus Bunuh Diri di Sragen Selama Januari-Mei, 2 Kasus Libatkan Anak

Advertisement

Seperti diberitakan sebelumnya, selama Januari-Mei 2022 tercatat lima kasus bunuh diri di Sragen, Jawa Tengah, dua kasus di antara melibatkan anak-anak.

Perinciannya, dua kasus di Kecamatan Karangmalang kemudian di Kecamatan Gemolong, Gondang, dan Kedawung masing-masing satu kasus. Jumlah kasus bunuh diri selama kurun waktu tersebut mendekati total kasus selama 2021, yakni enam kasus.

Enam kasus bunuh diri pada 2021 terjadi di enam kecamatan, yakni Ngrampal, Kedawung, Sambungmacan, Sukodono, Karangmalang, dan Gemolong.

Advertisement

Mantan Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno, saat berbincang dengan Esposin, Selasa (10/5/2022), menyampaikan kasus gantung diri di Sragen seolah menjadi tren bunuh diri.

“Bunuh diri itu seolah menjadi biasa bagi orang yang berpikiran sempit dan mencari jalan pintas untuk menghindari beban hidup atau masalah hidup. Pencegahan yang paling efektif itu kepedulian lingkungan dan keluarga. Selain itu kuat pemahaman spiritual juga mampu mencegah bunuh diri,” jelas lelaki yang tinggal di Mojomulyo, Sragen Kulon, Sragen.

Peringatan: Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.
Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif