Langganan

MELASTI KARANGANYAR : Umat Hindu Diminta Mengamalkan Tri Hita Karana - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Sri Sumi Handayani Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Senin, 7 Maret 2016 - 11:15 WIB

ESPOS.ID - Pemangku Upacara Melasti di Telaga Madirda membaca doa-doa pada upacara yang dilaksanakan di tepi Telaga Madirda, Minggu (6/3/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Melasti Karanganyar diikuti ratusan umat Hindu.

Esposin, KARANGANYAR - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Karanganyar mengingatkan umat Hindu di Karanganyar tentang pengamalan Tri Hita Karana pada Upacara Melasti di Telaga Madirda, Minggu (6/3/2016).

Advertisement

Ratusan umat Hindu di Karanganyar menggelar Upacara Melasti di Telaga Madirda di Desa Berjo, Ngargoyoso. Mereka berasal dari Jenawi, Ngargoyoso, dan wilayah lain di Karanganyar. Mereka mengenakan pakaian serba putih dan membawa sesaji berupa hasil bumi. Isinya, beras, sayur, buah, dan lain-lain. Upacara dimulai pukul 09.00 WIB.

Setiap orang duduk bersila di bawah tenda. Mereka duduk di belakang pemangku upacara. Upacara Melasti merupakan upacara penyucian diri menyambut hari raya Nyepi, Rabu (9/3/2016).

Pemangku upacara memulai Melasti dengan membunyikan lonceng. Lantas, dia merapal doa. Pemuka upacara dan pemuka agama menutup upacara dengan melarung sesaji ke Telaga Madirda dan memercikkan air ke kepala setiap peserta.

Advertisement

Ketua PHDI Kabupaten Karanganyar, Widadi Nur Widyoko, menuturkan Melasti merupakan upacara untuk membersihkan diri dari kotoran duniawi. Selain itu, kegiatan melarung sesaji ke telaga merupakan simbol mengembalikan segala sesuatu yang diambil dari alam ke alam.

“Umat Hindu meningkatkan kualitas keagamaan dengan mengamalkan Tri Hita Karana. Tiga penyebab tercipta kebahagiaan, yakni hubungan dengan sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan saling terkait satu sama lain. Itu harus diimplememntasikan,” kata dia saat ditemui wartawan, Minggu.

Sementara itu, Anggota DPRD Komisi A Kabupaten Karanganyar, Wahyu Ningsih, mengikuti upacara. Dia menceritakan keistimewaan upacara tahun 2016 adalah menggabungkan gamelan Jawa dengan Bali. Dia menilai upacara menjadi lebih sakral.

Advertisement

“Lebih banyak peserta dibanding kemarin. Cuaca juga cerah. Ini menjadi awal menuju Nyepi. Semoga Nyepi dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar,” ujar dia saat ditemui espos.id seusai Melasti.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif