by Sri Sumi Handayani - Espos.id Solopos - Senin, 9 Agustus 2021 - 22:32 WIB
Esposin, KARANGANYAR -- Bupati Karanganyar Juliyatmono mengajak masyarakat prihatin dan tinggal di rumah saja pada momen perayaan Malam 1 Sura.
Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menyampaikan hal tersebut saat berbincang dengan wartawan, Senin (9/8/2021). Bupati menegaskan pemerintah tidak mengizinkan perayaan pergantian tahun pada kalender Jawa itu.
“Saya kira masih tetap sama sih ya. Objek-objek wisata, termasuk situs kawasaan religi itu tetap kami tutup. Kami belum mengizinkan [beroperasi],” kata Bupati.
Baca Juga: Imbau Komunitas Tak Konvoi dan Kopdar Selama PPKM, Polres Karanganyar Tilang 17 Pemotor
Baca Juga: Imbau Komunitas Tak Konvoi dan Kopdar Selama PPKM, Polres Karanganyar Tilang 17 Pemotor
Politikus Partai Golkar Karanganyar itu mengajak masyarakat prihatin pada momen Malam 1 Sura atau perayaan pergantian tahun yang dikenal dengan 1 Muharram oleh umat Islam. Terlebih, masyarakat sedang menghadapi pandemi Covid-19.
“Oleh karena itu, dalam rangka 1 Sura, tahun baru pada kalender Jawa ini, ya prihatin dengan tetap di rumah saja. Tidak pergi ke tempat-tempat yang menimbulkan kerumunan,” ujarnya.
Baca Juga: Gedung Isolasi Terpusat BLK Karanganyar Khusus Perempuan, Gedung Wanita untuk Lelaki
“Setiap kerumun itu pasti rumusnya lalai. Jadi mari memaknai malam pergantian tahun pada kalender Jawa dan Islam ini dengan di rumah saja,” ungkapnya.
Titis menyebutkan lokasi itu seperti Gunung Lawu, Pringgodani Gunung Lawu, Sapta Tirta Pablengan, Puri Taman Saraswati, makam raja-raja, dan lain-lain.
Baca Juga: Pengisian Ulang Oksigen Gratis Pemkab Karanganyar Berlanjut, Lokasi Berikutnya Jaten
“Karanganyar itu banyak tempat untuk menjadi lokasi rujukan keramaian Malam 1 Sura. Yang datang ya lumayan. Tetapi kami sudah menutup objek wisata sejak lama. Jalur resmi yang kami kelola,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin melalui telepon, Senin.
Tetapi, Titis mengaku tidak dapat berbuat banyak apabila sejumlah orang mencuri-curi masuk ke kawasan yang ditutup sementara selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Titis mengungkapkan peminat wisata religi dan spiritual banyak tetapi pemasukan dari sektor itu masih rendah.
“Semua masih tutup. Kalau perorangan [nekat masuk ke lokasi yang ditutup] ya kembali ke pribadi masing-masing. Banyak [pengunjung datang] tapi [pemasukan dari situ] enggak siginifikan.”