Langganan

Libatkan 100 Orang, Sutradara Wonogiri Angkat Kisah Ki Ageng Donoloyo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Senin, 13 Juni 2022 - 20:34 WIB

ESPOS.ID - Proses syuting film Ki Ageng Donoyo di Slogohimo, Wonogiri. Film besutan sutradara lokal Imam Santoso tersebut melibatkan masyarakat Wonogiri sebagai kru dan pemeran, Minggu (12/6/2022). Film ini bisa dinikmati Agustus 2022 mendatang. (Istimewa/Kun Prastowo)

Esposin, WONOGIRI -- Kabar baik datang dari Slogohimo, Wonogiri. Sebuah film yang bercerita tokoh Ki Ageng Donoloyo, bakal diproduksi di daerah setempat.

Ki Ageng Donoloyo merupakan seorang tokoh legenda yang dipercaya menumbuhkan Hutan Donoloyo di Slogohimo.

Advertisement

Film garapan sutradara lokal asal Purwantoro, Wonogiri, Imam Santoso, itu melibatkan sedikitnya 100 orang lokal Slogohimo dan sekitarnya. Imam, sapaan akrabnya, mengatakan film ini berkonsep semi kolosal dengan latar waktu sekitar tahun 1580-an.

Film ini merupakan visualisasi cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo yang memberikan kayu jati kepada Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Gunung Jati untuk dijadikan Soko Guru masjid Agung Demak.

Advertisement

Film ini merupakan visualisasi cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo yang memberikan kayu jati kepada Sunan Kalijaga, Sunan Giri, dan Sunan Gunung Jati untuk dijadikan Soko Guru masjid Agung Demak.

“Kami ingin mengangkat kisah Ki Ageng Donoloyo karena berkat beliau, hutan jati Donoloyo masih terlindungi sampai sekarang. Mungkin kalau dulu tidak dikemas dengan kisah-kisah [Ki Ageng Donoloyo], hutan jati itu sudah habis” ujar Imam saat ditemui Esposin di Purwantoro, Senin (13/6/2022).

Baca Juga: Di Balik Mistis Alas Donoloyo Wonogiri dan Pohon Jati Ratusan Tahun

Advertisement

Cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo bisa menjadi contoh baik dalam menjaga alam. Selain itu, cerita ini sebagai upaya mengingatkan kembali cerita-cerita rakyat yang sudah mulai terkikis karena masuknya budaya luar.

Dalam film ini akan ditampilkan bagaimana Ki Ageng Donoloyo mempersilakan para sunan menyebarkan agama Islam. Padahal saat itu, Ki Ageng Donloyo belum memeluk Islam.

Ki Ageng Donolyo hanya berpesan, dalam menyebarkan agama tidak boleh merusak nilai budaya dan tradisi Jawa yang sudah berjalan. Hal itu menandakan Ki Ageng Donoloyo sebagai orang yang toleran.

Advertisement

Baca Juga: Di Wonogiri Ada 63 Objek Wisata, Ini Daftarnya

“Nilai-nilai itulah yang ingin kami sampaikan kepada khalayak. Tetapi film ini tidak akan menyinggung isu SARA. Fokus kami pada nilai toleransi dan cara penyebaran agama itu. Jangan sampai penyebaran agama justru mengubah atau menghilangkan nilai-nilai budaya dan tradisi yang baik,” kata pria yang juga produser di film ini.

Selain sebagai upaya menampilkan cerita rakyat Ki Ageng Donoloyo. Film ini juga sebagai upaya mengembalikan tradisi layar tancap di desa-desa. Kelak Pemutaran film akan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pemerintah desa. Namun, dia belum mengetahui berapa harga tiket untuk menonton film tersebut.

Advertisement

“Kami tunggu hasilnya dulu bagaimana. Kalau hasilnya bagus, katakanlah lulus sensor, kami baru akan memikirkan berapa harga tiketnya. Yang terpenting, kami ingin memberikan suguhan menarik sekaligus bernostalgia ke zaman dulu ketika masyarakat bisa menikmati film pada layar tancap di desa-desa. Film ini bisa dinikmati pertengahan Agustus 2022 mendatang,” tutur sutradara itu.

Pimpinan Produksi sekaligus Asisten sutradara, Kun Prastowo, menuturkan film ini diambil dari cerita Ki Ageng Donoloyo yang telah dibukukan oleh dirinya dan Parpal Purwanto.

Baca Juga: Kekhasan Kayu Gaharu dan “Keistimewaan” Perempuan di Pusaran Terorisme

Film ini akan menyuguhkan cerita dari awal mula terbentuknya Hutan Donoloyo hingga kedatangan Wali Songo yang meminta Kayu Jati Cempurung untuk tiang Masjid Demak. Mitos-mitos yang sampai sekarang berkembang pun akan ditampilkan sebagai pemanis dalam film.

“Semua pemeran dalam film ini merupakan orang Wonogiri, khususnya Slogohimo dan sekitarnya. Kami melibatkan anak-anak sampai orang dewasa. Sebanyak 100 orang lebih akan terlibat dalam film ini. Kami belum membuka orang luar untuk masuk dalam film ini. Meski sebenarnya banyak tawaran dari luar kota seperti Solo, Banteng, bahkan lampung,” ungkap Kun.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif