by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Senin, 2 November 2020 - 09:30 WIB
Esposin, SRAGEN —Visi dan misi pasangan tunggal cabup dan cawabup Sragen 2020, Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto, soal ketahanan pangan disorot KTNA Sragen. Mereka menilai visi-misi itu terlalu luas dan tidak spesifik berpihak kepada petani.
Hal itu disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, setelah membaca visi misi pasangan Yuni-Suroto. Suratno menilai visi dan misi 2021-2024 itu terkesan mengulang visi-misi sebelumnya dan tidak spesifik mengangkat isu tertentu. Ketahanan pangan yang muncul pada misi pun dinilai Suratno masih terlalu luas. Suratno memaknai ketahanan pangan dari perspektif petani itu terletak pada kebijakan yang berpihak kepada petani dari hulu sampai hilirnya.
Pemkab Karanganyar Tambah 244 CPNS Baru, Tapi Masih Kurang 13.000 Pegawai
Suratno mengusulkan ketahanan pangan dengan pendekatan teknologi baru yang menghasilkan bibit baru dengan produktivitas meningkat, misalnya dari 6-8 ton per hektare menjadi 14 ton per hektare. Kemudian kebijakan pupuk, harap dia, jangan dibatasi dengan kartu tani yang berakibat petani membeli pupuk nonsubsidi sehingga biaya produksi membengkak.
Ini Tekad Congwayndut Regenerasi Seniman Karanganyar
“Kalau memungkinkan ada kebijakan subsidi daerah dari APBD untuk pupuk dan itu riil bisa dinikmati petani. Kemudian untuk penanganan pascapanen perlu dirintis badan usaha milik daerah (BUMD) di sektor pertanian. Bila perlu PD PAL [Perusahaan Daerah Pelopor Alam Lestari] itu direvitalisasi. Kemudian sektor swasta yang berani membeli gabah petani dengan harga tinggi didorong untuk hidup. Semua itu orientasinya untuk kesejahteraan petani,” ujarnya.Pasien Covid-19 Karanganyar yang Isolasi Mandiri Lebih Cepat Sembuh