by Kurniawan - Espos.id Solopos - Senin, 27 Juni 2022 - 20:41 WIB
Esposin, SOLO -- Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, pendakwah selawat yang memiliki jemaah hingga jutaan orang di Solo hingga berbagai daerah di Tanah Air, mengaku pernah diminta membayar sejumlah uang ketika urus pembuatan Kartu Tanda Penduduk atau KTP di institusi pemerintah.
Ketika itu, menurut Habib Syech, petugas yang mengurus pembuatan KTP-nya menjelaskan bila ingin prosesnya cepat harus membayar Rp25.000. Sedangkan bila hanya memberi uang Rp5.000, proses pembuatan KTP akan berlangsung cukup lama.
Habib Syech menyampaikan hal itu di hadapan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, saat acara Tahlil Akbar dan Selawatan Bulan Bung Karno di Benteng Vastenburg, Jumat (24/6/2022) malam. Acara tersebut digelar DPC PDIP Solo.
“Nek biyen kula ndamel KTP, Pak Wali Kota, dulu, dulu, kalau sekarang alhamdulillah sudah tidak. Ditanya cepat dan lambat. Kalau cepat Rp25.000, kalau lambat Rp5.000. Lah iki genahe kowe ki kerja apa. Kok enek lambat dan cepat,” ungkapnya.
Habib Syech menyiratkan kekecewaannya terhadap pelayanan birokrasi seperti urus KTP yang cepat-lambat itu. Sebab menurutnya sudah menjadi kewajiban aparat birokrasi untuk memberikan pelayanan secara prima dan maksimal kepada setiap masyarakat yang datang.
Baca Juga: PDIP Solo Klaim 10.000 Orang Hadir di Tahlil Akbar Bareng Habib Syech
“Kan tugas kami itu tetap harus cepat, tidak boleh lambat. Solo adalah contoh bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan semua dengan cepat,” katanya. Habib Syech meminta agar Solo bisa menjadi contoh baik bagi daerah-daerah lain.
Habib Syech menyatakan sudah bukan zamannya lagi aparat birokrasi bekerja asal-asalan, termasuk saat urus KTP. Apalagi sampai meminta bayaran kepada masyarakat. Semangat melayani harus benar-benar diresapi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Baca Juga: Ganjar-Rudy Absen Selawatan Bulan Bung Karno Bareng Habib Syech Di Solo
“Wis ora model ngono-ngono maneh, kita harus bekerja, harus siap, harus jadi pelayan masyarakat yang hebat. Insya Allah indahnya kehebatan ini akan tampak di Solo. Solo sudah tampak hebat, luar biasa. Siapa dulu dong Wali Kota-nya,” ujarnya.
Habib Syech juga sempat menyindir pelayanan publik sistem online yang belakangan marak digaungkan pemerintah. Sebab pada praktiknya terkadang masyarakat masih dimintai kertas form yang harus diisi, kendati sistem pelayanan sudah online.
“Kabeh data wis tak leboke, tapi sampai sana masih ditanya lagi kertasnya mana, iki piye to kik. Iki genahe online apa on air. Jadi kalau sudah online ya sudah. KK itu lewat online, kabeh ya lewat online,” ungkapnya tanpa menyebut lokasinya.