by Gigih Windar Pratama - Espos.id Solopos - Minggu, 1 Mei 2022 - 22:34 WIB
Esposin, SOLO — Korban meninggal dunia dalam peristiwa keracunan massal di RW 001 Pucangsawit, Jebres, Solo, adalah seorang laki-laki berusia sekitar 20 tahun. Warga tersebut meninggal dunia pada Minggu (1/5/2022).
Total jumlah korban keracunan massal yang sempat dirawat di Klinik Solo Peduli sebanyak 51 orang. Mayoritas berasal dari satu RT yang sama.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Esposin, Minggu malam, sebelum meninggal, warga yang menjadi korban keracunan itu merasakan lemas dan ditemukan jatuh di rumah, Minggu siang.
Salah seorang warga setempat, Purwadi, menceritakan sebelum warga itu meninggal, sang anak terlebih dahulu dibawa ke rumah sakit karena gejala lemas dan pusing. Sang anak diantar ke RS oleh ibunya. Sedangkan korban menunggu di rumah.
“Tapi korban kemudian merasa lemas dan ditemukan terjatuh, lalu dibawa warga ke Klinik [Solo Peduli], tapi nyawanya tidak tertolong. Korban sudah punya riwayat penyakit sebelumnya. Jantung kalau tidak salah,” ujar Purwadi kepada Esposin.
Baca Juga: 51 Warga Pucangsawit Solo Keracunan Massal, Begini Kronologinya
Warga Pucangsawit, Jebres, Solo, mengalami keracunan massal setelah menyantap ayam bakar yang dibagikan saat buka puasa bersama pada Sabtu (30/4/2022). Warga kemudian merasakan gejala pusing dan mual.
“Betul ada kasus keracunan, kami sedang tindak lanjuti,” ujarnya.
Baca Juga: Keracunan Massal di Pucangsawit Solo, 1 Orang Meninggal Dunia
Salah satu warga setempat, Sahid, menceritakan warga mulai merasakan gejala sehari setelah menyantap makanan yang diberikan saat buka puasa bersama, Sabtu (30/4/2022). “Kami dapat ayam bakar yang dibagikan ke warga satu RW. Tapi setelahnya ada yang mengeluhkan pusing, mual hingga lemas. Kami bawa ke Klinik Solo Peduli dulu,” ujarnya.
Namun, Sahid melanjutkan ternyata jumlah warga yang punya keluhan serupa semakin banyak. Bahkan ada satu orang yang meninggal dunia.
Lebih lanjut, Sahid mengatakan hidangan yang disajikan saat bukber itu dimasak oleh warga karena masjid memang membagi giliran untuk memasak buka bersama. “Yang masak warga juga, rumahnya di ujung gang depan. Untuk kenapa bisa sampai keracunan saya kurang tahu,” ujar Sahid.