Langganan

Konservasi Keris untuk Mengingatkan Manusia Agar Bersih dan Suci - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by R Bony Eko Wicaksono  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 24 November 2023 - 15:24 WIB

ESPOS.ID - Proses konservasi keris saat pameran Keris Nusantara 2023 di Museum Keris Nusantara, Jumat (24/11/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Esposin, SOLO--Sejumlah pria berpakaian serba hitam berjalan kaki di bagian belakang Museum Keris Nusantara di Jalan Bhayangkara No 2, Sriwedari, Laweyan, Solo, Jumat (24/11/2023).

Advertisement

Mereka membawa nampan yang ditutup kain putih. Di nampan itu, terdapat belasan keris koleksi Museum Keris Nusantara.

Di nampan lainnya, ada berbagai jenis kembang yang menjadi uborampe upacara adat Jawa. Mereka juga membawa kotak yang terbuat dari kaca berukuran 40 centimeter x 10 centimeter.

Advertisement

Di nampan lainnya, ada berbagai jenis kembang yang menjadi uborampe upacara adat Jawa. Mereka juga membawa kotak yang terbuat dari kaca berukuran 40 centimeter x 10 centimeter.

Kotak kaca itu berisi air campuran dari jeruk nipis dan bubuk warangan atau cairan kimia yang kerap digunakan untuk jamasan atau membersihkan keris. Air warangan berwarna hitam legam dan berbau menyengat.

Tak berapa lama kemudian, seorang sesepuh pembuat keris mulai melakukan konservasi keris yang diawali dengan berdoa. Satu per satu keris dicelupkan ke dalam kotak kaca berisi air warangan.

Advertisement

Menurut Suparjito, keris dicelupkan ke air warangan selama beberapa menit. Air warangan itu berfungsi memunculkan kembali motif keris.

Kemudian, keris dibilas dengan air dan dikeringkan menggunakan kain lembut. Proses konservasi satu keris memakan waktu 15 menit-20 menit tergantung kondisi keris.

Konservasi keris itu, menurut dia, bagian dari upaya merawat dan melestarikan keris sebagai budaya yang diwariskan para leluhur.

Advertisement

"Kami komitmen untuk melestarikan budaya luhur bangsa. Sekaligus senantiasa mengedukasi masyarakat, utamanya generasi muda mengenai budaya bangsa yang harus dilestarikan," papar dia.

Dia berharap ke depan muncul empu-empu muda yang memiliki pengetahuan, ilmu, dan keterampilan dalam membuat keris. Sehingga, ilmu membuat keris dapat dijaga secara berkelanjutan oleh generasi muda.

Hal ini wujud nyata dalam melestarikan dan menjaga keris sebagai simbol manusia, pengharapan atau doa, dan kawruh tentang kebajikan petuah luhur.

Advertisement

"Filosofi konservasi keris memiliki makna mengingatkan manusia agar selalu bersih dan suci," kata dia.

Sementara itu, Kepala UPTD Museum Kota Solo, Bonita Rintyowati mengatakan konservasi keris bagian dari Pameran Keris Nusantara yang berlangsung mulai 22-28 November. Tujuannya mengedukasi sekaligus mengenalkan keris dan persebarannya di Tanah Air.

Menurut Bonita, konservasi keris itu mengedepankan pendekatan ilmiah dan keilmuan. Hal ini rutin dilakukan tenaga konservator untuk mencegah koleksi museum agar tak cepat rusak.

"Koleksi museum yang dipamerkan lebih dari 200 keris. Termasuk 10 keris nusantara yang berasal dari Jogja, Solo, Aceh, Palembang, Bugis," kata dia.

Acara pameran keris itu dimeriahkan dengan penampilan atraksi seni dan budaya dari sejumlah sekolah. Seperti atraksi pencak silat dari SMPN 7 Solo dan SMP Budi Utomo Solo. Mereka memukau penonton yang langsung memberikan aplaus berulang kali.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif