Langganan

Komunisme Diyakini Masih Ada, Warga Diminta Waspadai Penyusupan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Taufiq Sidik Prakoso Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 20 Januari 2016 - 14:15 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi penolakan masyarakat atas tumbuhnya lagi paham komunis. (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Komunisme harus diwaspadai oleh masyarakat.

Esposin, KLATEN – Komunisme hingga kini diyakini masih ada dengan modus beragam. Lantaran hal itu, warga terutama kalangan muda diminta mewaspadai agar tak terjerumus masuk dalam paham tersebut.

Advertisement

Hal itu terungkap saat digelar Sarasehan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) di gedung Al Ikhlas Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Klaten, Selasa (19/1/2016).

“Kalau [komunisme] berkembang sih tidak, tetapi ideologi soal itu pasti ada. Karena laten dan tersembunyi, kapan itu muncul mestinya setiap peluang pasti ada,” ungkap Ketua FKDM Jawa Tengah (Jateng), Rozihan, saat ditemui seusai sarasehan.

Dia menjelaskan penyusupan komunisme beragam. Modus-modus perjuangan bisa dilakukan dengan memanfaatkan isu kemiskinan, isu keterbelakangan, hingga isu ketidakadilan di bidang sosial, ekonomi, dan hukum.

Advertisement

Selain itu ideologi tersebut juga bisa menyusup melalui aksi mahasiswa yang radikal hingga mendorong berdirinya organisasi serikat. “Ada fenomena yang terlihat menggunakan baju yang sama, tetapi ada penyusupan komunisme,” urai dia.

Sebagai langkah antisipasi berkembangnya ideologi itu, pemerintah diminta konsisten memperjuangkan peningkatan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, hingga rasa keadilan.

“Antisipasi bahaya laten komunisme itu perlu sinergitas semua pihak. Untuk kalangan muda, ya harus waspada ketika mau bergabung dengan organisasi. Pilih organisasi yang sudah mapan saja,” ungkap dia.

Advertisement

Lebih lanjut, Rozihan mengatakan selama ini FKDM berupaya membantu pemerintah guna mencegah berkembangnya paham radikal termasuk komunisme.

Bantuan itu salah satunya melalui seminar atau sarasehan sebagai bentuk upaya deteksi dini terhadap potensi dan kecenderungan ancaman yang dilakukan hingga ke tingkat desa/kelurahan. Namun, untuk melakukan itu selama ini FKDM terkendala dana.

“Harapan kami dana desa bisa dimanfaatkan untuk membantuk kegiatan FKDM,” urai dia.

Penjabat Bupati Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan selama ini pengawasan terus dilakukan terhadap berbagai warga yang pernah terlibat dalam gerakan komunisme atau kelompok radikal.

“Selama ini berbagai kegiatan juga cenderung kondusif. Untuk gerakan komunis radikal, selama ini di Klaten tidak ada. Hanya, memang bisa jadi ada indikasi orang dari Klaten keluar wilayah untuk bergabung gerakan-gerakan semacam itu,” ungkap dia.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif