Langganan

Kisah Tony Hatmoko Anggota DPRD Karanganyar Penganut Penghayat Kepercayaan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Indah Septiyaning Wardani  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 30 Agustus 2024 - 15:55 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Esposin, KARANGANYAR--Pelantikan DPRD Karanganyar masa bakti 2024-2029 yang berlangsung di Gedung DPRD setempat pada Rabu (28/8/2024), menyisakan sekelumit cerita.  Kisah ini datang dari anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Tony Hatmoko, yang menjalani pengambilan sumpah janji dengan ajaran Penghayat Kepercayaan.

Momentum  sakral tersebut merupakan kali pertama ada saat pelantikan anggota DPRD, bahkan mungkin satu-satunya di Indonesia.  Ketika berbincang dengan Esposin di Gedung DPRD Karanganyar, Jumat (30/8/2024), Tony mengaku sangat terkesan dengan panitia pelantikan yang mengakomodasi aliran penganut Penghayat Kepercayaan. Ini sekaligus menjadi momentum mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa menganut aliran Penghayat Kepercayaan telah diakui negara dan berkedudukan sama dengan enam agama di Indonesia.

Advertisement

Tony mengakui bahwa belum banyak masyarakat yang mengetahui dan memahami tuntunan ajaran Penghayat Kepercayaan.

"Masih muncul stigma negatif. Dan kemarin saya memang ingin mengenalkan bahwa di Indonesia ada Penghayat Kepercayaan yang diakui secara sah oleh negara. Dan saya menjadi satu-satunya pertama pelantikan DPRD dengan Penghayat Kepercayaan," kata Tony ketika berbincang dengan Esposin, Jumat (30/8/2024).

Tony Hatmoko menjelaskan Penghayat Kepercayaan memiliki berbagai ajaran yang berakar pada tradisi lokal dan spiritualitas Nusantara. Menurutnya penghormatan dan pemujaan terhadap leluhur adalah hal penting dalam banyak kepercayaan. Upacara adat dan ritual sering kali dilakukan untuk menghormati leluhur. Ajaran Penghayat Kepercayaan mencakup kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Ini termasuk pengetahuan tentang pengobatan tradisional, tata cara bertani, adat istiadat dan lainnya.

Advertisement

"Manusia sebagai bagian integral dari alam semesta dan harus menjaga harmoni dengan lingkungan sekitar," katanya.

Tony tak menyangkal sampai saat ini masih muncul stigma negatif terhadap penganut Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun telah diakui secara hukum, Penghayat Kepercayaan masih menghadapi berbagai tantangan, seperti stigma sosial dan diskriminasi. Banyak dari mereka yang masih merasa sulit untuk mendapatkan akses yang setara dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan pekerjaan.

"Ada juga yang masih enggan mencantumkan kolom agama di KTP dengan Penghayat Kepercayaan karena stigma negatif. Kalau saya sendiri sudah mencantumkan di kolom agama KTP sebagai penganut Penghayat Kepercayaan," ucap Tony.

Advertisement

Tony merasa yakin dengan semakin meningkatnya kesadaran dan edukasi mengenai keberagaman spiritual di Indonesia, ada harapan bahwa Penghayat Kepercayaan akan mendapatkan penghormatan dan penerimaan yang lebih luas. Apalagi dengan makin kuatnya pengakuan secara hukum. Menurutnya, ajaran yang berfokus pada keseimbangan alam dan penghormatan leluhur merupakan warisan berharga yang perlu dilestarikan.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif