by Siti Nur Azizah - Espos.id Solopos - Rabu, 1 Juni 2022 - 19:42 WIB
Esposin, SOLO -- Relief atau gambar timbul pada dinding rumah warga bertuliskan Tanah Jawa Abad ke-18 menyedot perhatian Esposin saat berkunjung ke Kampung Hepi Joho, RT 007/RW 010 Kelurahan Manahan, Banjarsari, Solo, Rabu (1/6/2022).
Relief itu terukir di dingin sepanjang gang di kampung yang disebut Kampung Hepi Joho tersebut. Detail-detail ukiran menceritakan perjalanan sejarah tanah Jawa, khususnya saat penjajahan Belanda hingga terbentuknya Kota Solo.
Ketua RT 007/RW 010 Joho, Yunus Ariseno, 50, mengatakan relief yang mengilustrasikan kumpulan manusia dan beberapa hewan itu menceritakan tentang sejarah terbentuknya Kota Solo.
Penggambaran itu, kata Yunus, diceritakan secara singkat agar menjadi media edukasi bagi anak-anak, warga, bahkan pengunjung yang datang atau melintas di kampung tersebut. Relief bergambar perjalanan Kota Solo itu dilukis sepanjang 15 meter oleh pegiat Kampung Hepi Joho, Maryanto.
Penggambaran itu, kata Yunus, diceritakan secara singkat agar menjadi media edukasi bagi anak-anak, warga, bahkan pengunjung yang datang atau melintas di kampung tersebut. Relief bergambar perjalanan Kota Solo itu dilukis sepanjang 15 meter oleh pegiat Kampung Hepi Joho, Maryanto.
“Ceritanya ya zaman perpindahan dari penjajahan sampai berdirinya Kota Solo. Diceritakan secara ringkas perjalanan Kota Solo, ya panjangnya kurang lebih 15 meter,” ucapnya saat ditemui Esposin, Rabu (1/6/2022) pagi.
Baca Juga: Sejarah Solo: Bisnis Kopi Melesat di Era Kejayaan Mangkunegaran
“Walaupun kita tidak hidup di abad ke-18, kita tetap bisa merasakan suasana hiruk-piruknya perang saat itu, dikemas dalam relief yang cantik dan bernilai seni yang bisa dipahami dengan gampang oleh semua orang yang melihatnya,” tambah pegiat Kampung Hepi Joho, Manahan, Solo, itu.
Baca Juga: Sejarah Solo: Sikap Plin-Plan PB II dan Pemberontakan di Keraton Baru
Salah satu warga setempat, Lusi, 17, mengaku bangga bisa menjadi warga kampung Joho. Kebanggaan itu karena adanya seni yang melukiskan tentang sejarah yang menurutnya tidak ada duanya di Kota Solo.
“Yang pertama bangga jadi warga sini, beruntung bisa melihat karya-karya yang menggambarkan sejarah, karyanya bagus, bisa menjadi kebanggaan kalau ada teman yang main ke sini,” ucapnya saat berbincang dengan Esposin.
Warga lain, Maryani, 40, mengharapkan anak-anak tidak melupakan sejarah. Dengan adanya ilustrasi itu anak-anak Kampung Hepi Joho, Manahan, semakin mau belajar lagi khususnya sejarah di Kota Solo.
Baca Juga: Sejarah Solo: Laweyan, Kampung Batik Tertua di Indonesia
Berdasarkan pantauan Esposin, relief itu berlukiskan sekumpulan warga pribumi yang melawan penjajah. Penjajah di lukisan itu digambarkan memakai kostum prajurit yang bertopi, sedangkan rakyat pribumi digambarkan memakai baju adat Jawa berlengan panjang, celana berukuran tiga perempat dan memakai belangkon (untuk laki-laki) dan kebaya (untuk perempuan).
Terlihat kaum pribumi membawa senjata bambu runcing, panah, dan keris. Terlukis juga hewan-hewan ternak seperti kerbau, ayam, bebek, dan kegiatan memanen padi yang dilakukan warga pribumi. Selain penggambaran suasana perang itu, terdapat logo Kasunanan Solo dan Mangkunegaran.
Baca Juga: Kampung Joho di Solo Buktikan Diri Sebagai Kampung Wisata
Hingga saat ini, Rabu (1/6/2022) relief sepanjang 15 meter itu masih terlihat bersih dan terawat. Warna pada relief juga masih jelas dan tidak memudar.