Langganan

KERACUNAN MAKANAN WONOGIRI : DKK Tunggu Hasil Pemeriksaan Makanan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Bayu Jatmiko Adi Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 12 Agustus 2016 - 19:40 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Keracunan makanan Wonogiri, DKK masih menunggu hasil pemeriksaan makanan yang diduga sebagai penyebab keracunan.

Esposin, WONOGIRI--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri masih memeriksa lebih lanjut kasus keracunan makanan yang dialami oleh siswa SD Negeri 3 Parangharjo, Semin, Nguntoronadi, Kamis (11/8/2016) lalu. Ada dugaan penyebab keracunan adalah kandungan bahan kimia yang berlebih yang tercampur dalam makanan.

Advertisement

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Supriyo Heryanto, mengatakan Jumat (12/8/2016), pihaknya telah mendatangkan tim untuk menggali keterangan di lokasi kejadian. "Hari ini kami melakukan penyelidikan lagi. Kemarin [Kamis] dilaporkan ada 23 anak yang minum atau makan [makanan yang sama yaitu dawet dan siomai]. Tapi yang keracunan ada 12 anak. Untuk itu kami turun lagi untuk menyelidiki. Sebab dawet itu katanya untuk 80 orang, tapi yang tercatat makan hanya 23 orang," kata dia, Jumat. Pihaknya akan menyelidiki apakah ada korban lain selain siswa yang sempat dibawa ke rumah sakit dan puskesmas.

Sementara untuk sampel makanan sudah dikirim ke laboratorium makanan di Semarang. Supriyo mengatakan setidaknya butuh waktu satu pekan untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium. Menurutnya ada banyak faktor yang menyebabkan kasus keracunan. Salah satunya adalah faktor kebersihan. Jika saat membuat makanan mengabaikan faktor kebersihan, bisa saja makanan tersebut tercampur bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Faktor lain adalah bahan pembuat makanan. Takaran resep makanan juga harus diperhatikan. Penggunaan bahan kimia dalam hal ini juga perlu dicurigai. Sebab reaksi yang dialami para siswa di Semin cukup cepat.

"Saya masih mencurigai kalau memang makanan itu [kondisinya masih] bagus saat disajikan, tapi saat dimakan menimbulkan reaksinya secepat itu, bisa jadi karena bahan kimia. Sebab jika ditimbulkan karena bakteri entah itu karena santan yang basi atau lainnya, biasanya reaksinya tidak secepat itu," kata dia. Namun begitu, untuk mengetahui kepastian dari penyebab keracunan, pihaknya akan menunggu hasil penelitian laboratorium.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 12 siswa SD Negeri 3 Parangharjo, Semin, Nguntoronadi diduga menjadi korban keracunan makanan, pada Kamis (11/8/2016). Tiga siswa di antaranya dilarikan ke RSUD dr. Soediranr Mangun Sumarso, Wonogiri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Kasus tersebut langsung ditangani oleh pihak kepolisian. Menurut Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Refie Rumondor, melalui Kasatreskrim, AKP Eko Marudin, hingga Jumat, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. "Kami masih tangani. Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan makanan yang dimakan para siswa," kata dia, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif