by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Rabu, 12 Oktober 2022 - 19:23 WIB
Esposin, SRAGEN — Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) diminta turun tangan untuk mengatasi masalah turunnya produksi gabah di Kabupaten Sragen. Kementan didesak untuk melakukan pengujian tanah sawah di Sragen untuk mencari penyebab kenapa tanaman padi di sana produktivitasnya anjlok.
Desakan itu disampaikan anggota Komisi IV DPR, Luluk Nur Hamidah, merespons aduan petani dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen.
Turunnya produksi gabah di Sragen pada musim tanam ketiga ini menjadi ancaman tersendiri bagi petani. Dia mengaku sudah menyampaikan keresahan petani akibat anjloknya produksi gabah sampai 40% ke Ditjen Tanaman Pangan Kementan.
Luluk meminta Kementan mengambil sampel tanah pertanian secara menyeluruh di Kabupaten Sragen untuk diuji laboratorium. Dengan begitu diharapkan ditemukan informasi yang akurat terkait penyebab turunnya produksi gabah saat musim panen di Kabupaten Sragen.
“Kementan harus memberi perhatian serius bagi problem yang dihadapi petani Sragen. Kerugian yang dialami petani di musim panen ini akan menambah beban petani yang sudah berat akibat dicabutnya subsidi pupuk, terutama ZA dan SP-36 serta organik,” jelasnya saat ditemui Esposin, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga: Tak Puas Jawaban LPHP, KTNA Sragen Adukan Turunnya Produksi Padi ke UNS
Ia juga meminta petani agar mulai memikirkan cara-cara bijak dan berkelanjutan dalam pola tanam padi. Pemakaian pupuk kimia berlebih selama puluhan tahun bisa menyebabkan tanah rusak dan tanaman rentan serangan hama.
Pemilihan benih unggul padi yang cocok ditanam dengan memperhatikan kondisi lahan juga penting. Luluk berharap penyuluh, pemerintah daerah, hingga pusat mengambil peran masing-masing terkait hal itu.
Sementara itu, Ketua KTNA Sragen, Suratno, menyampaikan pada masa pancaroba ini petani harus teliti dan jeli supaya tidak gagal panen. Bila kondisi cuaca tidak memungkinkan, ia menyarankan petani bisa menunda tanam padi mengingat ada masa jeda supaya PH tanah tidak rendah dan persemaian bibit benar-benar sudah siap.
Baca Juga: Produktivitas Padi Turun, KTNA Sragen Undang Lab PHP Surakarta Beri Penyuluhan
Ia juga meminta petani supaya memilih bibit yang tahan wereng pada musim tanam I nanti. Selain itu, Suratno berpesan supay kondisi PH tanah benar-benar diperhatian sebelum ditanami padi agar kasus produksi gabah yang turun di musim tanam III ini tidak terulang pada musim tanam berikutnya.
“PH tanah yang baik untuk tanam padi di atas 6. Jangan lupa penggunan pupuk organik untuk mengembalikan unsur hara tanah. Dalam kondisi musim penghujn jangan tanam bibit jenis mentik yang tanaman tinggi karena berisiko roboh tetapi lebih baik tanam bibit padi jenis IR64 karena tanamannya pendek sehingga tidak mudah roboh,” jelasnya.