by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Selasa, 21 Maret 2023 - 06:00 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Objek wisata Embung Manajar di ketinggian lereng Gunung Merapi, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, telah diserahkan pengelolaannya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) ke pemerintah desa (pemdes) setempat pada awal 2023 lalu.
Pemdes Samiran bertekad mengelola kawasan embung itu hingga menjadi objek wisata yang sangat bagus. Persiapan mulai dilakukan, salah satunya dengan membuat Peraturan Desa (Perdes) tentang pengelolaan Embung Manajar.
“Embung Manajar insyaallah ke depan akan menjadi destinasi wisata yang sangat bagus. Yang membangun itu Pemerintah Kabupaten, kebetulan serah terima baru dua bulan yang lalu sekitar awal 2023,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin di kantornya, Senin (20/3/2023).
Herman menjelaskan kawasan wisata Embung Manajar sebenarnya telah dirintis sejak ia belum menjadi Kepala Desa Samiran, Selo, Boyolali. Ia mengatakan baru menjabat kades pada Agustus 2019. Belum setahun menjabat, ia dihadapkan pada pandemi Covid-19.
Herman menjelaskan kawasan wisata Embung Manajar sebenarnya telah dirintis sejak ia belum menjadi Kepala Desa Samiran, Selo, Boyolali. Ia mengatakan baru menjabat kades pada Agustus 2019. Belum setahun menjabat, ia dihadapkan pada pandemi Covid-19.
Ia mengatakan pada saat menjabat awal sebagai kades juga belum ada serah terima pengelolaan wisata Embung Manajar, sehingga ia tidak berani membuat Perdes terkait pengelolaan embung tersebut.
“Embungnya kan sebelum saya perdeskan, itu anak-anak [masyarakat] saya suruh nunggu. Jadi jelas ada yang mengawasi, akhirnya ada kontribusi [untuk tiket masuk] di situ, karena itu akses masyarakat petani. Dengan adanya embung, banyak yang datang ke sana, kalau sedikit-sedikit rusak ya dari situ [dari penjualan tiket masuk],” kata dia.
Ia menjelaskan saat ini Pemdes telah mulai menyusun Perdes terkait pengelolaan Embung Manajar. Namun, hal tersebut masih harus didiskusikan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan bagian hukum Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Boyolali.
“Soalnya kalau bikin Perdes kan tidak boleh bertentangan dengan aturan di atasnya,” jelasnya. Ia mengatakan dalam perdes nanti juga akan diatur harga tiket masuk resmi untuk pengunjung beserta tarif parkir kendaraan pengunjung.
Herman menceritakan walaupun telah diserahkan ke Pemdes Samiran, masih ada masalah yang tersisa yaitu akses jalan menuju objek wisata Embung Manajar di Selo, Boyolali.
Akses jalan ke Embung Manajar saat ini sangat ekstrem, sempit, dan berliku. Selain itu, jalan tersebut adalah jalan usaha tani masyarakat. “Dari bawah sampai embung itu sudah tanah patok. Jadi tanah patok itu hak milik masyarakat yang bersertifikat,” kata dia.
Ia mengungkapkan pembangunan akses jalan menuju Embung Mananjar di Samiran, Selo, Boyolali, membutuhkan dana Rp1 miliar-Rp1,5 miliar.
Admin pengelola akun Instagram @embung_manajar_official, Hasyim, membenarkan akses menuju Embung Manajar sangat ekstrem. Pengunjung harus naik sekitar satu kilometer untuk sampai ke embung. “Yang bagian atas lebarnya 2,5 meter, yang bawah masih sekitar satu meter,” ujarnya.
Biasanya, pengunjung yang datang naik kendaraan roda empat disediakan parkir di bagian bawah. Pengunjung bersepeda motor yang tidak berani naik sendiri ada ojek warga dengan tarif Rp15.000 per orang untuk perjalanan naik. Sedangkan perjalanan turun tarifnya Rp10.000 per orang.
Bagi pengendara sepeda motor yang berani naik dipersilakan dan terdapat parkir di bagian atas. Tiket masuk Embung Manajar Rp5.000 per orang. Tersedia juga paket camping dengan harga Rp15.000 per orang tapi peralatan camping bawa sendiri.