by Kurniawan - Espos.id Solopos - Minggu, 3 September 2023 - 19:17 WIB
Esposin, SOLO—Tragedi “kecelakaan lalu lintas” yang melibatkan bus pariwisata dan pembalap liar terjadi di dekat Kampus ITS PKU Muhammadiyah Solo, Minggu (3/9/2023) siang. Satu orang meninggal dunia, dan 18 orang harus dilarikan ke rumah sakit.
Suara sirene mobil ambulans terdengar meraung-raung di kawasan Kampung Tegalsari, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari Solo, sekira pukul 14.00 WIB. Mereka bolak-balik dari tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan lalu lintas ke rumah sakit (RS).
Sementara aparat kepolisian dibantu petugas Linmas setempat dan para sukarelawan MDMC Solo mengamankan lokasi kecelakaan. Sedangkan tim petugas medis melakukan pertolongan kepada para korban yang mengalami luka-luka.
Mereka harus bertindak cepat dan tepat mengingat diantara para korban itu ada yang mengalami luka parah, patah tulang, luka terbuka, hingga ibu hamil dan ibu menyusui. Tindakan tim medis sangat menentukan kondisi para korban.
Mereka harus bertindak cepat dan tepat mengingat diantara para korban itu ada yang mengalami luka parah, patah tulang, luka terbuka, hingga ibu hamil dan ibu menyusui. Tindakan tim medis sangat menentukan kondisi para korban.
Demikian Simulasi Disaster Manajemen System gelaran ITS PKU Muhammadiyah Solo yang melibatkan para mahasiswa. Kegiatan itu rutin digelar setiap tahun bagi para mahasiswa yang akan lulus. Simulasi untuk menyiapkan mereka.
Ketua Pelaksana Basic Trauma Cardiac Life Support ITS PKU Muhammadiyah Solo, Suyanti, mengatakan simulasi digelar secara serius dengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti kepolisian dan PMI Solo.
“Dalam simulasi ini kami libatkan lintas sektoral. Sedangkan kecelakaan melibatkan bus pariwisata, mobil, dan lima sepeda motor. Korban kecelakaan 19 orang, di mana salah satu meninggal dunia. Lokasi di simpang tiga jalan raya,” ujar saat ditemui Esposin, Minggu (3/9/2023).
Suyanti menjelaskan para mahasiswa ITS PKU Muhammadiyah Solo harus bisa berpikir dan bertindak cepat ketika menghadapi kecelakaan lalu lintas seperti dalam skenario. Utamanya terkait pertolongan pertama kepada para korban.
Apalagi diantara para korban itu ada yang dalam kondisi sedang hamil, maupun ibu-ibu menyusui, hingga berbagai jenis luka. Artinya para mahasiswa harus bisa mengklasifikasikan kriteria kondisi korban, lalu menentukan langkah pertama.
“Tim dibagi-bagi. Mereka harus sudah tahu bagaimana bertindak dalam situasi seperti itu. Diawali pelaporan pertama, kepada siapa dulu harus dilaporkan, kan tidak langsung ke rumah sakit. Step by step-nya kan sudah ada,” terang Suyanti.